Rakyat Afghanistan mengutuk polisi Iran yang diduga membakar sebuah mobil berisi para pengungsi asal Afghanistan.
Aksi itu sempat terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial dan memicu kemarahan baru setelah beberapa minggu sebelumnya pejabat Afghanistan menuduh penjaga perbatasan Iran telah menenggelamkan imigran.
Kementerian Luar Negeri Afghanistan, lewat pernyataan tertulis, Jumat (5/6), mengatakan tiga warganya tewas dan empat lainnya luka-luka di Provinsi Yazd, Iran. Insiden itu terjadi saat kendaraan yang korban tumpangi ditembak oleh polisi Iran, sehingga memantik kebakaran.
Rekaman video yang diunggah media sosial menunjukkan seorang pria muda berhasil menyelamatkan diri dari kebakaran tersebut. Beberapa bagian dari tubuh pria itu terbakar dan ia meminta air minum.
Pihak kementerian mengatakan video itu bukan rekayasa dan warga Afghanistan di Iran saat ini berusaha mengidentifikasi korban.
Ungkapan pria muda itu: "berikan saya air, saya terbakar," tersebar luas di media sosial. Pernyataan itu pun jadi slogan bagi para pegiat hak asasi manusia yang menuntut keadilan bagi para korban.
"Iran tidak berhak membunuh pengungsi asal Afghanistan, mereka dapat menutup perbatasan, mengusir warga Afghanistan, tetapi tidak membunuh mereka," kata Ali Noori, seorang pengacara dan pegiat HAM di media sosial Facebook.
Masyarakat Afghanistan dalam beberapa puluh terakhir kerap melarikan diri ke Iran demi menghindari perang dan kemiskinan di tanah air mereka.
Iran mengatakan pihaknya menampung sekitar 2,5 juta pengungsi asal Afghanistan, baik yang legal dan ilegal. Iran, yang juga menghadapi kesulitan akibat sanksi ekonomi, kerap memulangkan warga Afghanistan.
Pejabat pemerintah Afghanistan pada bulan lalu mengatakan 45 tenaga kerja migrannya tewas oleh petugas di perbatasan. Puluhan korban itu diyakini ditodong oleh senjata para aparat penjaga perbatasan yang berada di wilayah pegunungan.
Saat itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, menyatakan pihaknya mempertanyakan kemungkinan insiden itu terjadi di wilayah Afghanistan.
Pejabat di kedutaan besar Iran di ibu kota Afghanistan, Kabul, belum dapat dihubungi untuk diminta keterangan soal insiden terbaru.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Aksi itu sempat terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial dan memicu kemarahan baru setelah beberapa minggu sebelumnya pejabat Afghanistan menuduh penjaga perbatasan Iran telah menenggelamkan imigran.
Kementerian Luar Negeri Afghanistan, lewat pernyataan tertulis, Jumat (5/6), mengatakan tiga warganya tewas dan empat lainnya luka-luka di Provinsi Yazd, Iran. Insiden itu terjadi saat kendaraan yang korban tumpangi ditembak oleh polisi Iran, sehingga memantik kebakaran.
Rekaman video yang diunggah media sosial menunjukkan seorang pria muda berhasil menyelamatkan diri dari kebakaran tersebut. Beberapa bagian dari tubuh pria itu terbakar dan ia meminta air minum.
Pihak kementerian mengatakan video itu bukan rekayasa dan warga Afghanistan di Iran saat ini berusaha mengidentifikasi korban.
Ungkapan pria muda itu: "berikan saya air, saya terbakar," tersebar luas di media sosial. Pernyataan itu pun jadi slogan bagi para pegiat hak asasi manusia yang menuntut keadilan bagi para korban.
"Iran tidak berhak membunuh pengungsi asal Afghanistan, mereka dapat menutup perbatasan, mengusir warga Afghanistan, tetapi tidak membunuh mereka," kata Ali Noori, seorang pengacara dan pegiat HAM di media sosial Facebook.
Masyarakat Afghanistan dalam beberapa puluh terakhir kerap melarikan diri ke Iran demi menghindari perang dan kemiskinan di tanah air mereka.
Iran mengatakan pihaknya menampung sekitar 2,5 juta pengungsi asal Afghanistan, baik yang legal dan ilegal. Iran, yang juga menghadapi kesulitan akibat sanksi ekonomi, kerap memulangkan warga Afghanistan.
Pejabat pemerintah Afghanistan pada bulan lalu mengatakan 45 tenaga kerja migrannya tewas oleh petugas di perbatasan. Puluhan korban itu diyakini ditodong oleh senjata para aparat penjaga perbatasan yang berada di wilayah pegunungan.
Saat itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, menyatakan pihaknya mempertanyakan kemungkinan insiden itu terjadi di wilayah Afghanistan.
Pejabat di kedutaan besar Iran di ibu kota Afghanistan, Kabul, belum dapat dihubungi untuk diminta keterangan soal insiden terbaru.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020