United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) akan bekerjasama dengan Pemerintah Aceh dalam membantu proses karantina bagi 94 Muslim etnis Rohingya yang terdampar di Aceh Utara.
Protection Associate of UNHCR Oktina, Kamis, berterimaksih kepada warga dan pemerintah setempat yang telah melakukan evakuasi manusia perahu itu, dan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Pemda untuk langkah penanganan selanjutnya.
"UNHCR siap membantu pemerintah daerah untuk proses karantina (94 rohingya) dan segala macam keperluan lainnya," kata Oktina disela-sela proses evakuasi warga Rohingya tersebut di Pantai Lancok, Aceh Utara.
Dia bersyukur pemerintah daerah dan Basarnas yang telah membantu proses evakuasi. Dengan begitu para pencari suaka tersebut tidak harus bertahan lagi tengah laut dengan menumpangi kapal motor nelayan Aceh.
Dalam situasi seperti itu maka yang terpenting adalah keselamatan Muslim etnis Rohingya tersebut yang diketahui telah berbulan-bulan terombang-ambing di laut lepas, hingga akhirnya diselamatkan oleh nelayan Aceh.
"Kami sangat berterima kasih sudah mengevakuasi, setidaknya mereka aman disini. Yang penting mereka terselamatkan dulu, diberi bantuan air minum, makanan, karena mereka telah berbulan-bulan di laut," ujarnya.
Menurut dia, UNHCR juga akan melakukan registrasi terhadap 94 warga etnis Rohingya tersebut. Pihak belum memiliki rencana untuk memindahkan mereka ke tempat pengungsian di Medan, Sumatera Utara.
"Belum ada rencana untuk itu (pindahkan ke Medan). Kita masih tetap berkoordinasi,. mudah-mudahan pemerintah daerah di sini akan mengambil keputusan, bagaimana pun kita mengikuti dari pemerintah daerah," ujarnya.
Seperti diketahui, kapal motor nelayan Aceh dilaporkan menyelamatkan puluhan warga negara asing (WNA) etnis Rohingya, Myanmar, yang terkatung-katung di perairan laut Aceh Utara karena kapal motor yang ditumpangi rusak.
Pengungsi etnis Rohingya yang diselamatkan nelayan Aceh dari tengah laut tersebut berjumlah 94 orang yang terdiri dari laki-laki 15 orang, perempuan 49 orang dan anak-anak 30 orang.*
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Protection Associate of UNHCR Oktina, Kamis, berterimaksih kepada warga dan pemerintah setempat yang telah melakukan evakuasi manusia perahu itu, dan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Pemda untuk langkah penanganan selanjutnya.
"UNHCR siap membantu pemerintah daerah untuk proses karantina (94 rohingya) dan segala macam keperluan lainnya," kata Oktina disela-sela proses evakuasi warga Rohingya tersebut di Pantai Lancok, Aceh Utara.
Dia bersyukur pemerintah daerah dan Basarnas yang telah membantu proses evakuasi. Dengan begitu para pencari suaka tersebut tidak harus bertahan lagi tengah laut dengan menumpangi kapal motor nelayan Aceh.
Dalam situasi seperti itu maka yang terpenting adalah keselamatan Muslim etnis Rohingya tersebut yang diketahui telah berbulan-bulan terombang-ambing di laut lepas, hingga akhirnya diselamatkan oleh nelayan Aceh.
"Kami sangat berterima kasih sudah mengevakuasi, setidaknya mereka aman disini. Yang penting mereka terselamatkan dulu, diberi bantuan air minum, makanan, karena mereka telah berbulan-bulan di laut," ujarnya.
Menurut dia, UNHCR juga akan melakukan registrasi terhadap 94 warga etnis Rohingya tersebut. Pihak belum memiliki rencana untuk memindahkan mereka ke tempat pengungsian di Medan, Sumatera Utara.
"Belum ada rencana untuk itu (pindahkan ke Medan). Kita masih tetap berkoordinasi,. mudah-mudahan pemerintah daerah di sini akan mengambil keputusan, bagaimana pun kita mengikuti dari pemerintah daerah," ujarnya.
Seperti diketahui, kapal motor nelayan Aceh dilaporkan menyelamatkan puluhan warga negara asing (WNA) etnis Rohingya, Myanmar, yang terkatung-katung di perairan laut Aceh Utara karena kapal motor yang ditumpangi rusak.
Pengungsi etnis Rohingya yang diselamatkan nelayan Aceh dari tengah laut tersebut berjumlah 94 orang yang terdiri dari laki-laki 15 orang, perempuan 49 orang dan anak-anak 30 orang.*
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020