Badan Kontak Majelis Taklim (BMKT) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sabang menyemprot cairan desinfektan di seluruh sekolah menengah atas (SMA) sederajat sebagai persiapan mulainya tahun ajaran baru di tengah pandemi COVID-19.

"Dalam rangka persiapan bagi siswa-siswi SMA yang akan kembali sekolah di masa pandemi, maka BKMT dan PMI Sabang melakukan penyemprotan desinfektan di seluruh SMA di Sabang," kata Ketua PMI Kota Sabang Suradji Junus di Sabang, Kamis.

Wakil Wali Kota Sabang itu menjelaskan penyemprotan ini dilakukan di seluruh SMA, madrasah, dan beberapa pesantren atau dayah di daerah Pulau Weh. Totalnya terdapat sepuluh sekolah yang dilakukan penyemprotan cairan desinfektan. 

Baca juga: Sabang komit tingkatkan pengawasan pelabuhan cegah COVID-19

"Untuk sekolah-sekolah lainnya seperti sekolah menengah pertama dan sekolah dasar juga akan dilakukan penyemprotan desinfektan oleh BPBD dan Dinas Pendidikan Kota Sabang," kata penasehat BKMT Kota Sabang itu.

Selain penyemprotan desinfektan, BKMT juga memberikan alat pelindung diri berupa masker dan alat pengukur suhu tubuh untuk setiap sekolah dalam upaya antisipasi penyebaran COVID-19.

Baca juga: RSU Sabang tes usap 20 warga setelah satu orang positif COVID-19

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Sabang Satriah mengatakan siswa mulai masuk sekolah pada 13 Juli 2020. Pihaknya juga telah mempersiapkan segala kebutuhan siswa untuk sekolah di tengah COVID-19.

"Termasuk menyediakan tempat mencuci tangan dan masker di sekolah," ujarnya.

Baca juga: Pemko Sabang siapkan ruang isolasi COVID-19

Menurut dia, pihak sekolah juga telah membentuk satuan tugas yang akan mengawasi agar para siswa tetap menjaga jarak, serta menyediakan thermo gun (pengukur suhu tubuh) di pintu gerbang sekolah sesuai protokol kesehatan.

Lanjut dia, sesuai arahan Dinas Pendidikan Aceh, pembelajaran juga akan dijalankan secara beralih atau shift.

Katanya, dalam satu kelas terdapat 36 siswa, maka akan dibagi menjadi dua kelompok.

Jadi minggu pertama yang bersekolah adalah kelompok A dan minggu kedua yang bersekolah adalah kelompok B, ini akan terus bergilir, katanya.

Sedangkan untuk para dewan guru, kata dia, tidak berlaku sistem beralih seperti yang diterapkan kepada siswa, namun tetap hadir dan mengajar di sekolah setiap harinya.

“Sistem pembelajaran yang dilakukan saat tatap muka hanya ada tutorial, jadi tidak ada mengerjakan tugas di sekolah dan tugasnya dikerjakan di minggu kedua saat anak berada di rumah, dan begitu seterusnya bergilir," ujarnya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020