Lima pelajar dari SMAN 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam Provinsi Aceh yang mewakili Indonesia dalam ajang International Invention and Innovative Competition (InIIC) 2020 di Kuala Lumpur Malaysia berhasil meraih satu medali perak dan dua medali perunggu.
Kelima siswi Aceh itu tergabung dalam tiga tim dan berhasil meraih tiga medali, yaitu medali perak diraih Dita Ariyani dan Wahdana Apriyani, sedangkan dua medali perunggu dipersembahkan Asiah dan Nabila Gajah serta Dwinta Nurul Fadillah Bintang.
Baca juga: Kamis, Mendagri lantik Nova Iriansyah jadi Gubernur Aceh definitif
“Prestasi ini merupakan ikhtiar bersama antara pihak Indonesia Scientific Society (ISS) sebagai tim penyeleksi serta pembimbing bagi perwakilan Indonesia di ajang Internasional ini. Selain itu juga dukungan dari pihak kepala sekolah, guru, pengawas, cabang dinas pendidikan, orang tua, dan siswa itu sendiri," kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh Rachmat Fitri HD di Banda Aceh, Senin.
Baca juga: Aceh Barat siap jadi pusat perikanan terbesar di Sumatera
Ia menjelaskan prestasi yang diraih baik di tingkat nasional maupun internasional menjadi salah satu tolak ukur adanya peningkatan mutu pendidikan di Aceh.
"Alhamdulillah, dengan lahirnya prestasi-prestasi siswa dan siswi dari satuan pendidikan di penjuru Aceh, ini menandakan mulai terjadi pemerataan mutu pendidikan antar-daerah yang ada di seluruh Aceh," katanya.
Baca juga: Pemerintah Aceh tunda kerja sama dengan institut Prancis
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas seluruh dukungan para pihak yang terlibat di dalamnya, baik secara moril, materiil, dan waktu dalam melakukan penelitian tersebut.
InIIC merupakan sebuah kompetisi yang bergerak di bidang inovasi yang bertujuan untuk mencari ide atau solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan dalam berbagai bidang seperti pangan, teknologi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.
Rachmat berharap hasil penelitian yang dilakukan oleh siswi-siswi tersebut dapat terus dikembangkan dan kelak bisa menjadi salah satu solusi bagi kebutuhan masyarakat.
"Kami berharap inovasi dari peneliti muda ini dapat terus berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat luas, karena produk yang dihasilkan ini sudah mendapat pengakuan dari dunia," katanya.
International Invention and Innovation Competition (InIIC) 2020 merupakan ajang bergengsi tingkat internasional bagi seluruh cendekiawan muda bertalenta dalam bidang penelitian inovatif.
Ketiga tim peneliti asal tanah rencong tersebut harus bersaing dengan 150 inventor dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand, Singapura, India, Korea, Vietnam, Hong Kong, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
Dalam melakukan penelitiannya, mereka dibimbing oleh Kepala SMAN 1 Simpang Kiri Sukri dan Guru Pembimbing Chandra Halim serta pembimbing dari ISS Arie Hardian.
ISS merupakan wadah bagi peneliti muda Indonesia yang bergerak dalam pembinaan serta memfasilitasi pelajar, mahasiswa dan profesional untuk mengikuti kompetisi tingkat Internasional.
Sementara Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli menjelaskan InIIC 2020 diselenggarakan oleh MMNF Publisher bekerja sama dengan University of Malaya dan ASAP.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Kelima siswi Aceh itu tergabung dalam tiga tim dan berhasil meraih tiga medali, yaitu medali perak diraih Dita Ariyani dan Wahdana Apriyani, sedangkan dua medali perunggu dipersembahkan Asiah dan Nabila Gajah serta Dwinta Nurul Fadillah Bintang.
Baca juga: Kamis, Mendagri lantik Nova Iriansyah jadi Gubernur Aceh definitif
“Prestasi ini merupakan ikhtiar bersama antara pihak Indonesia Scientific Society (ISS) sebagai tim penyeleksi serta pembimbing bagi perwakilan Indonesia di ajang Internasional ini. Selain itu juga dukungan dari pihak kepala sekolah, guru, pengawas, cabang dinas pendidikan, orang tua, dan siswa itu sendiri," kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh Rachmat Fitri HD di Banda Aceh, Senin.
Baca juga: Aceh Barat siap jadi pusat perikanan terbesar di Sumatera
Ia menjelaskan prestasi yang diraih baik di tingkat nasional maupun internasional menjadi salah satu tolak ukur adanya peningkatan mutu pendidikan di Aceh.
"Alhamdulillah, dengan lahirnya prestasi-prestasi siswa dan siswi dari satuan pendidikan di penjuru Aceh, ini menandakan mulai terjadi pemerataan mutu pendidikan antar-daerah yang ada di seluruh Aceh," katanya.
Baca juga: Pemerintah Aceh tunda kerja sama dengan institut Prancis
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas seluruh dukungan para pihak yang terlibat di dalamnya, baik secara moril, materiil, dan waktu dalam melakukan penelitian tersebut.
InIIC merupakan sebuah kompetisi yang bergerak di bidang inovasi yang bertujuan untuk mencari ide atau solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan dalam berbagai bidang seperti pangan, teknologi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.
Rachmat berharap hasil penelitian yang dilakukan oleh siswi-siswi tersebut dapat terus dikembangkan dan kelak bisa menjadi salah satu solusi bagi kebutuhan masyarakat.
"Kami berharap inovasi dari peneliti muda ini dapat terus berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat luas, karena produk yang dihasilkan ini sudah mendapat pengakuan dari dunia," katanya.
International Invention and Innovation Competition (InIIC) 2020 merupakan ajang bergengsi tingkat internasional bagi seluruh cendekiawan muda bertalenta dalam bidang penelitian inovatif.
Ketiga tim peneliti asal tanah rencong tersebut harus bersaing dengan 150 inventor dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand, Singapura, India, Korea, Vietnam, Hong Kong, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
Dalam melakukan penelitiannya, mereka dibimbing oleh Kepala SMAN 1 Simpang Kiri Sukri dan Guru Pembimbing Chandra Halim serta pembimbing dari ISS Arie Hardian.
ISS merupakan wadah bagi peneliti muda Indonesia yang bergerak dalam pembinaan serta memfasilitasi pelajar, mahasiswa dan profesional untuk mengikuti kompetisi tingkat Internasional.
Sementara Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli menjelaskan InIIC 2020 diselenggarakan oleh MMNF Publisher bekerja sama dengan University of Malaya dan ASAP.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020