Tapaktuan, 7/10 (Antaraaceh) - Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Aceh Selatan sejak sepekan terakhir, telah mengakibatkan tanah longsor di ruas jalan Nasional lintasan Banda Aceh - Medan (Sumatera Utara), persisnya di lokasi objek wisata Air Dingin Kecamatan Sawang.
Namun sayangnya, musibah tanah longsor yang terjadi Kamis (2/10) lalu itu serta menutupi setengah badan jalan, sampai saat ini belum di tangani oleh Pemkab Aceh Selatan melalui dinas teknis terkait.
Keterangan yang dihimpun, persoalan tanah longsong yang menutupi setengah badan jalan raya itu dikeluhkan pengguna jalan, karena tumpukan tanah menyulitkan pengguna jalan melintas sehingga kondisi itu sangat rawan terjadinya laka lantas.
"Kami menilai, Pemkab Aceh Selatan seperti membiarkan dan terkesan kurang tanggap merespon kondisi tanah longsor yang mengganggu pengguna jalan tersebut. Apalagi saat ini sedang menghadapi Hari Raya Idul Adha dimana warga yang melintas cukup ramai," ujar Supriadi, salah seorang warga, Selasa.
Seharusnya sejak sebelum hari raya tanah longsor itu harus sudah di bersihkan oleh Pemkab Aceh Selatan tapi nyatanya sampai saat ini tumpukan tanah itu masih menutupi setengah badan jalan, tambah dia.
Karena itu, ia meminta kepada Pemkab Aceh Selatan melalui dinas teknis terkait segera membersihkan tanah longsor tersebut dari badan jalan agar lalu lintas tansportasi dapat normal kembali.
"Tumpukan tanah longsor yang menutupi setengah badan jalan di lokasi objek Wisata Air Dingin tersebut telah berlangsung selama empat hari, namun sampai saat ini belum di tangani oleh Pemkab Aceh Selatan, sehinga kami menilai bahwa Pemkab Aceh Selatan kurang tanggap dan sangat lambat dalam merespon kejadian bencana alam," sesalnya.
Apalagi, ujarnya, setiap menyambut libur hari raya pengunjung yang ingin berlibur ke objek wisata Air Dingin selalu ramai. Namun, akibat masih ada nya tumpukan tanah akibat longsor tanah tersebut sangat mengganggu pengguna jalan yang hendak melintas.
Pantauan di lapangan, sejak Sabtu (4/10) sampai Senin (6/10) arus transportasi di lokasi tanah longsor tersebut masih terganggu.
Para pengguna jalan yang melintas dari arah Banda Aceh - Medan maupun sebaliknya terpaksa harus antri satu per satu. Kendaraan yang berlawanan arah khususnya roda empat saat berpapasan di lokasi tersebut terpaksa harus berhenti satu menunggu kendaraan lainnya lewat baru kemudian bisa melewati ruas jalan tersebut.
Beberapa warga yang dijumpai di lokasi mengatakan, jika tumpukan tanah yang menutupi setengah badan jalan tersebut tidak segera di bersihkan, maka kawasan itu sangat rawan akan terjadi laka lantas, karena dikhawatirkan akan kembali turun hujan.
Jika kembali diguyur hujan maka di kawasan tanah longsor tersebut sangat rawan, yakni selain jalanan akan licin juga tidak tertutup kemungkinan bakal kembali longsor mengingat dinding gunung di sisi badan jalan tersebut tanahnya sangat labil, tidak ada lagi pengikat di atasnya, katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan Cut Syazalisma mengatakan, tanah longsor tersebut belum ditangani karena pihaknya mengaku tidak ada kewenangan untuk itu.
"Tanah longsor yang menutupi badan jalan di ruas jalan nasional lintasan provinsi, sehingga kami tidak ada kewenangan untuk menanganinya. Yang berwenang untuk itu adalah pihak provinsi," ujar Cut Syazalisma.
Menurutnya, untuk merespon persoalan tersebut pihaknya mengaku telah memberitahukan persoalan tanah longsor itu kepada pihak PPK 12 yang saat ini sedang mengerjakan pembangunan jalan kontilever di pegunungan Tapaktuan.
"Persoalan itu telah kami sampaikan kepada pihak PPK 12, mungkin dalam beberapa hari ini tumpukan tanah segera akan dibersihkan," pugkasnya.

Pewarta:

Editor : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014