Tingkat elektabilitas anggota DPR RI Nasir Djamil mengungguli Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Ketua DPA Partai Aceh Muzakir Manaf atau Mualem, hal itu berdasarkan hasil survei elektabilitas bakal calon kepala daerah Aceh pada Pilkada 2022.

"Hasil survei yang kita lakukan, elektabilitas tertinggi untuk calon Gubernur Aceh itu adalah Nasir Djamil," kata Ketua Yayasan Konsultasi Riset dan Bisnis Indonesia (Yarkorbis) Sandra Parulian saat memaparkan hasil survei, di Banda Aceh, Senin. 

Sandra mengatakan, berdasarkan survei elektabilitas balon Gubernur Aceh yang telah dilakukan, Nasir Djamil memperoleh persentase tertinggi yakni 24,36 persen, kemudian disusul senator asal Aceh H Sudirman atau Haji Uma 21,19 persen. 

Kemudian, Tarmizi Karim 15,25 persen, Muzakir Manaf alias Mualem 11,49 persen, Aminullah Usman 8,51 persen. Lalu, diurutan ke enam Gubernur Aceh definitif Nova Iriansyah dengan 7,13 persen. 

Tak hanya untuk balon Gubernur, kata Sandra, pihaknya juga melakukan survei elektabilitas terhadap tokoh yang berpotensi terpilih sebagai Wakil Gubernur Aceh pada Pilkada Aceh 2022.

Hasilnya, senator Aceh Sudirman mendapatkan dukungan terbanyak untuk posisi orang nomor dua di Aceh dengan angka 30,10 persen, kemudian Nasir Djamil 19,01 persen. 

Selanjutnya, Aminullah Usman 13,66 persen, Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal 12,87 persen, H Warul Walidin 6,14 persen dan Muhammad Nazar sebesar 5,15 persen. 

"Survei ini dilakukan dengan teknik pengambilan sampel multistage random yang dimulai sejak pertengahan November 2020 hingga akhir Januari 2021 secara online," ujarnya.

Sandra menyebutkan, total koresponden dalam survei ini sebanyak 502 orang yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Aceh 2020 diantaranya 346 laki-laki dan 156 perempuan tersebar di 23 kabupaten/kota se Aceh.

"Jumlah sampel minimal yang memenuhi standar digunakan dalam penelitian ini adalah 400 responden. Jadi. Jadi, metode kita ini bisa dipertanggungjawabkan dan memenuhi kualitas," katanya.

Dirinya menuturkan, tujuan dari pelaksanaan survei elektabilitas tersebut dilakukan untuk mengetahui berbagai informasi yang dibutuhkan terhadap preferensi pemilih pada Pilkada Aceh 2022.

"Aceh masih ambigu, apakah Pilkada Aceh 2022, 2023 atau 2024. Salah satu tujuan kita buat survei ini sebagai pleasure (tekanan) kepada pemerintah bahwa Pilkada Aceh itu di tahun 2022," demikian Sandra.
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Khalis Surry


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021