Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh membentuk rumah gizi di setiap desa sebagai langkah pencegahan stunting dan gizi buruk di ibu kota Provinsi Aceh.

"Sejauh ini sudah ada rumah gizi di delapan desa, yaitu enam rumah gizi di Kecamatan Kutaraja dan dua di Kecamatan Kuta Alam. Sudah berjalan sejak 2020," kata Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Banda Aceh Siti Fatimah, di Banda Aceh, Selasa. 

Siti mengatakan, pembentukan rumah gizi itu bagian dari implementasikan Peraturan Gubernur (Pergub) Aceh Nomor 14 Tahun 2019 tentang gerakan pencegahan dan penanganan stunting, sehingga perlu diwujudkan.

"Mungkin sekarang baru di delapan desa, ke depan kita upayakan rumah gizi ini berdiri di 90 desa se Kota Banda Aceh," ujarnya.

Siti menyampaikan, aktivitas utama di rumah gizi tersebut yakni memberikan edukasi, pemberian makanan tambahan untuk sasaran program 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak, serta menciptakan ketahan pangan keluarga.

Selain itu, kata Siti, Dinkes Banda Aceh juga melakukan kegiatan pencegahan stunting dan gizi buruk lainnya seperti penyuluhan hingga menggagas Peraturan Wali (Perwal) Kota Banda Aceh tentang penanganan stunting.

"Sudah kita lakukan beberapa upaya salah satunya dengan melakukan penyuluhan di beberapa tempat di Banda Aceh, dan menggagas perwal stunting, drafnya sedang kita susun," kata Siti.

Kemudian, lanjut Siti, pada bulan penimbangan tahun ini pihaknya menargetkan semua balita di Banda Aceh dapat terjaring sehingga bisa tetapkan status gizinya.

"Karena itu saat ini kita masih terus berjalan melacak balita yang tidak terpantau pada bulan penimbangan di posyandu untuk dilakukan penimbangan," ujarnya.

Siti juga menyebutkan, angka stunting Banda Aceh pada 2020 hingga hari ini setelah dilakukan validasi sebanyak 197 orang terindikasi stunting (1.800 sebelum validasi). 

Sedangkan untuk jumlah penderita gizi buruk setelah dilakukan validasi sebanyak 10 orang, dan satu diantaranya sudah meninggal dunia pada 2020 lalu.

"Tersisa sembilan orang, tetapi saat ini sudah dalam tahapan gizi kurang atau mulai membaik setelah diintervensi dengan makanan tambahan dan kita lakukan pemantauan intensif," demikian Siti Fatimah.
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Khalis Surry


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021