Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh telah melakukan nekropsi bangkai gajah liar sumatera (elephas maximus sumatrensis) yang ditemukan mati di Desa Alue Meuraksa, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya pada Jumat (5/3) kemarin.
Tim medis BKSDA Aceh drh Rosa Wahyuni, Sabtu, mengatakan nekropsi dilakukan guna mengetahui sebab kematian gajah jantan muda itu. Menurut hasil pemeriksaan awal kematian diduga akibat infeksi berat karena terjerat seling di bagian kaki kiri depan.
"Dikarenakan luka terjeratan seling tersebut telah lama terjerat di kaki satwa, mengakibatkan satwa mengalami kesakitan yang hebat, sehingga dia tidak bisa bergerak bebas mencari pakan dan minum sehingga mengakibatkan tubuhnya nampak kurus," kata Rosa.
Baca juga: Gajah mati di Aceh Jaya ditemukan dengan jeratan di kaki
Kemudian, lanjut Rosa, untuk sementara hasil nekropsi, diagnosanya secara makro, gajah nampak sangat kurus, kemudian jaringan di bawah kulit sangat kering dan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik selain luka serius di bagian kaki kiri depan.
Luka tersebut menurut dia juga memperburuk kondisi imun satwa, sehingga menyebabkan penyebaran bakteri dari infeksi luka yang terjadi itu lebih cepat ke tubuh sehingga mengakibatkan bakterimia yang berujung pada kematian.
Baca juga: Seekor gajah jantan kembali ditemukan mati di Aceh Jaya
"Jadi, kita menduga satwa ini mati karena infeksi berat yang terjadi pada lukanya," kata Rosa.
Selain it, tim medis BKSDA Aceh juga membawa sejumlah sampel untuk diperiksa kembali di laboratorium guna mempertegas diagnosa penyebab kematian, berupa organ hati, paru, jantung usus dan limpa.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Tim medis BKSDA Aceh drh Rosa Wahyuni, Sabtu, mengatakan nekropsi dilakukan guna mengetahui sebab kematian gajah jantan muda itu. Menurut hasil pemeriksaan awal kematian diduga akibat infeksi berat karena terjerat seling di bagian kaki kiri depan.
"Dikarenakan luka terjeratan seling tersebut telah lama terjerat di kaki satwa, mengakibatkan satwa mengalami kesakitan yang hebat, sehingga dia tidak bisa bergerak bebas mencari pakan dan minum sehingga mengakibatkan tubuhnya nampak kurus," kata Rosa.
Baca juga: Gajah mati di Aceh Jaya ditemukan dengan jeratan di kaki
Kemudian, lanjut Rosa, untuk sementara hasil nekropsi, diagnosanya secara makro, gajah nampak sangat kurus, kemudian jaringan di bawah kulit sangat kering dan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik selain luka serius di bagian kaki kiri depan.
Luka tersebut menurut dia juga memperburuk kondisi imun satwa, sehingga menyebabkan penyebaran bakteri dari infeksi luka yang terjadi itu lebih cepat ke tubuh sehingga mengakibatkan bakterimia yang berujung pada kematian.
Baca juga: Seekor gajah jantan kembali ditemukan mati di Aceh Jaya
"Jadi, kita menduga satwa ini mati karena infeksi berat yang terjadi pada lukanya," kata Rosa.
Selain it, tim medis BKSDA Aceh juga membawa sejumlah sampel untuk diperiksa kembali di laboratorium guna mempertegas diagnosa penyebab kematian, berupa organ hati, paru, jantung usus dan limpa.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021