Keluarga Besar Perum LKBN Antara tengah berduka karena salah satu sosok wartawan seniornya, Arnaz Ferial Firman, meninggal dunia pada Rabu sekitar pukul 10.00 WIB.
Berita duka diterima dari keluarga di Jakarta, Rabu, yang mengabarkan almarhum telah berpulang setelah sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit. Almarhum dimakamkan di TPU Pemadam, Joglo, Jakarta Barat.
Almarhum dikenal sebagai sosok yang telaten, disiplin, tegas, serta tidak ragu untuk menghubungi pewarta secara langsung dalam memvalidasi berita. Berpulangnya Arnaz menjadi kehilangan besar bagi seluruh keluarga besar ANTARA.
Ia bergabung di ANTARA sejak 1 Oktober 1982 dan mengakhiri masa baktinya hingga 2018. Sebenarnya, masa purna mantan pewarta istana itu jatuh pada 1 Juli 2012, akan tetapi segala jerih pemikirannya masih dibutuhkan ANTARA hingga diputuskan untuk tetap mengabdi hingga 2018.
"Sebagai tokoh di ANTARA, Pak Arnaz bagai sebuah institusi tersendiri dalam Lembaga Kantor Berita Indonesia. Selama empat dekade dia membangun dan mengawal lembaga ini. Dan bagi kami kata 'panutan' adalah sebuah sinonim untuk Pak Arnaz," ujar Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat.
Menurut Meidyatama, selama bertahun-tahun sosok Arnaz telah membangun pondasi dalam menjaga marwah LKBN ANTARA. Ia tak ragu untuk membimbing generasi baru yang nantinya akan menjadi penerus. Meidyatama meyakini Arnaz berpulang dengan senyum yang mengembang di raut wajahnya.
"Di akhir masa bakti almarhum, beliau banyak membimbing generasi baru pewarta. Dan karena itu, saya cukup yakin bahwa saat waktunya almarhum pergi dengan tenang karena tahu bahwa generasi penerus excellence redaksi telah ia siapkan dan lembaga yang telah dia bangun telah siap menghadapi tantangan masa depan." ujarnya.
Senada dengan Dirut, Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara Akhmad Munir merasa kehilangan sosok Arnaz bagai hantaman keras terutama bagi keredaksian. Bagi Munir, Arnaz adalah "DNA ANTARA" itu sendiri.
"Beliau DNA dan jiwa ANTARA asli, yang sangat peduli pada kebaikan ANTARA. Full dedikasi dan pengabdiannya, tanpa diminta," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Berita duka diterima dari keluarga di Jakarta, Rabu, yang mengabarkan almarhum telah berpulang setelah sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit. Almarhum dimakamkan di TPU Pemadam, Joglo, Jakarta Barat.
Almarhum dikenal sebagai sosok yang telaten, disiplin, tegas, serta tidak ragu untuk menghubungi pewarta secara langsung dalam memvalidasi berita. Berpulangnya Arnaz menjadi kehilangan besar bagi seluruh keluarga besar ANTARA.
Ia bergabung di ANTARA sejak 1 Oktober 1982 dan mengakhiri masa baktinya hingga 2018. Sebenarnya, masa purna mantan pewarta istana itu jatuh pada 1 Juli 2012, akan tetapi segala jerih pemikirannya masih dibutuhkan ANTARA hingga diputuskan untuk tetap mengabdi hingga 2018.
"Sebagai tokoh di ANTARA, Pak Arnaz bagai sebuah institusi tersendiri dalam Lembaga Kantor Berita Indonesia. Selama empat dekade dia membangun dan mengawal lembaga ini. Dan bagi kami kata 'panutan' adalah sebuah sinonim untuk Pak Arnaz," ujar Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat.
Menurut Meidyatama, selama bertahun-tahun sosok Arnaz telah membangun pondasi dalam menjaga marwah LKBN ANTARA. Ia tak ragu untuk membimbing generasi baru yang nantinya akan menjadi penerus. Meidyatama meyakini Arnaz berpulang dengan senyum yang mengembang di raut wajahnya.
"Di akhir masa bakti almarhum, beliau banyak membimbing generasi baru pewarta. Dan karena itu, saya cukup yakin bahwa saat waktunya almarhum pergi dengan tenang karena tahu bahwa generasi penerus excellence redaksi telah ia siapkan dan lembaga yang telah dia bangun telah siap menghadapi tantangan masa depan." ujarnya.
Senada dengan Dirut, Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara Akhmad Munir merasa kehilangan sosok Arnaz bagai hantaman keras terutama bagi keredaksian. Bagi Munir, Arnaz adalah "DNA ANTARA" itu sendiri.
"Beliau DNA dan jiwa ANTARA asli, yang sangat peduli pada kebaikan ANTARA. Full dedikasi dan pengabdiannya, tanpa diminta," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021