Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait menyebutkan total kerugian atas pembakaran sekolah di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak setelah kejadian penembakan menewaskan dua orang guru oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) mencapai Rp7,2 miliar.
Christian Sohilait di Jayapura, Selasa, mengatakan sejak Kamis (8/4) KKB sudah dua kali melakukan pembakaran fasilitas sekolah dengan total ruangan yang dibakar mencapai 12 unit.
"Pembakaran pertama dilakukan pada Kamis (7/4) sore yang menyebabkan tiga ruang SMA Negeri I Beoga hangus terbakar," katanya.
Menurut Christian, pembakaran kedua dilakukan pada Minggu (11/4) malam yang menyebabkan sembilan ruangan di SMP Negeri I Beoga juga terbakar.
"Dari sisi ekonomi, pembakaran 12 ruang sekolah tersebut telah menyebabkan kerugian dalam jumlah besar," ujarnya.
Dia menjelaskan untuk membangun satu ruang belajar mengajar di wilayah pegunungan membutuhkan biaya Rp600 juta, di mana ruangannya terbuat dari kayu, sehingga 12 ruang yang dibakar berarti kerugiannya sudah Rp7,2 miliar.
"Kami bingung mengapa KKB melakukan aksi pembakaran tersebut, pasalnya, aksi tersebut bisa berakibat fatal karena anak-anak di Beoga, yang kawasan pedalaman, tidak dapat mengenyam pendidikan dengan baik," katanya lagi.
Dia menambahkan di wilayah pegunungan yang menjadi masalah utama bukan biaya, tetapi tingkat kesulitan untuk memobilisasi bahan bangunan yang jauh lebih sulit karena semuanya harus diangkut menggunakan pesawat terbang.
"Kami berharap aparat keamanan bisa segera menindak para pelaku pembunuhan dua orang guru dan juga pelaku pembakaran fasilitas sekolah di Beoga," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Christian Sohilait di Jayapura, Selasa, mengatakan sejak Kamis (8/4) KKB sudah dua kali melakukan pembakaran fasilitas sekolah dengan total ruangan yang dibakar mencapai 12 unit.
"Pembakaran pertama dilakukan pada Kamis (7/4) sore yang menyebabkan tiga ruang SMA Negeri I Beoga hangus terbakar," katanya.
Menurut Christian, pembakaran kedua dilakukan pada Minggu (11/4) malam yang menyebabkan sembilan ruangan di SMP Negeri I Beoga juga terbakar.
"Dari sisi ekonomi, pembakaran 12 ruang sekolah tersebut telah menyebabkan kerugian dalam jumlah besar," ujarnya.
Dia menjelaskan untuk membangun satu ruang belajar mengajar di wilayah pegunungan membutuhkan biaya Rp600 juta, di mana ruangannya terbuat dari kayu, sehingga 12 ruang yang dibakar berarti kerugiannya sudah Rp7,2 miliar.
"Kami bingung mengapa KKB melakukan aksi pembakaran tersebut, pasalnya, aksi tersebut bisa berakibat fatal karena anak-anak di Beoga, yang kawasan pedalaman, tidak dapat mengenyam pendidikan dengan baik," katanya lagi.
Dia menambahkan di wilayah pegunungan yang menjadi masalah utama bukan biaya, tetapi tingkat kesulitan untuk memobilisasi bahan bangunan yang jauh lebih sulit karena semuanya harus diangkut menggunakan pesawat terbang.
"Kami berharap aparat keamanan bisa segera menindak para pelaku pembunuhan dua orang guru dan juga pelaku pembakaran fasilitas sekolah di Beoga," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021