Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim mendirikan pondok pesantren modern yang juga mengajarkan ilmu pertanian berteknologi sebagai langkah upaya dalam menjawab tantangan era teknologi yang semakin cangih.
 
“Itu pesantren keluarga. Di samping tempat mendidik keluarga saya, juga tempat mondoknya santri lain. Jadi, pesantren ini saya letakkan prinsip wasiat. Pengelolaanya tidak boleh minta sedekah,” kata Akmal di Blangpidie Kamis.

Dia melanjutkan karena manajemen pembiayaan pondok pesantren keluarga yang sedang dalam proses pembangunan itu sudah dirancang secara mandiri dari hasil lahan sawah, kebun sawit, dan kebun jengkol.

Akmal menyiapkan puluhan hektar kebun jengkol, kebun kelapa sawit dan lahan sawah untuk kemadirian pesantren Banu Ibrahim nantinya, yang akan dipimpin oleh tiga putranya.

“Ketiga orang putra saya itu adalah toke pertanian. Mereka bertiga sebagai pengelola atau pengurus lembaga pendidikan ini tidak saya perbolehkan mereka ambil gaji ataupun ambil honorarium dari pesantren itu,” katanya.
 
Pondok pesantren milik keluarga Akmal Ibrahim sedang dalam pembangunan di atas luas lahan sekitar 20 hektare, yang berada di Dusun Alue Badek, Desa Cot Mane, Kecamatan Jeumpa, Abdya  

Di samping mengajari ajari ilmu agama Islam, para santri-santri yang mondok di pesantren Banu Ibrahim tersebut juga akan diajarkan empat keahlian lain seperti ilmu teknologi, elektro, ilmu rekayasa dan ilmu pertanian.

“Ada juga empat keahlian lain nantinya diajarkan pada pondok pesantren ini. Pertama ilmu Teknologi, elektro, ilmu rekayasa dan ilmu pertanian. Pertanian dalam arti luas,” kata Akmal.

Menurut dia empat ilmu keahlian itu perlu dijarkan pada santri di pesantren mengingat zaman dan teknologi sudah semakin maju, dan sistem kehidupan manusia yang nantinya akan dikendalikan dengan teknologi dan elekro.   

“Nanti orang semua akan mengendalikan dengan teknologi dan elektro. Jadi, kedepan anak-anak santri harus bisa menjawabnya. Islam harus berkemajuan dan orang yang mengembangkan agama harus orang kaya ilmu, kalau tidak, kita jadi lemah,” katanya.

Dia berharap kepada seluruh lapisan masyarakat agar ikut serta berdoa agar pesantren dibanguntersebut bisa cepatnya rampung sehingga kedepan bisa bermanfaat untuk umat dalam mengembangkan Islam.

“Doa kami hanya dua, pertama moga pesantren ini bermamfaat untuk umat, dan menjadi amal jariah saya dan para Banu Ibrahim. Kedua mohon doa juga agar pesantren ini bisa memulai terima santri pertama pada akhir tahun 2022,” demikian Akmal Ibrahim.

Pewarta: Suprian

Editor : Khalis Surry


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021