Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (Diskopukmdag) Kota Banda Aceh mencatat sebanyak 386 dari 507 koperasi di ibu kota Provinsi Aceh itu ikut terdampak pandemi COVID-19. 

"Rata-rata koperasi di Banda Aceh itu bergerak di sektor simpan pinjam, kalau kita bilang ikut terdampak COVID-19, sangat terdampak," kata Kabid Koperasi Diskopukmdag Banda Aceh Muhammad Ichsan, di Banda Aceh, Senin.

Ichsan mengatakan, jumlah koperasi di Banda Aceh secara keseluruhan sebanyak 507 usaha. Namun, yang masih aktif sampai hari ini hanya 386 saja, sedangkan sisanya sudah tidak beraktivitas lagi. 

Akibat pandemi ini, kata Ichsan, proses pembiayaan koperasi tersebut kepada pelaku usaha banyak yang harus menyesuaikan kembali kreditnya, dan kebanyakan itu koperasi milik para pegawai negeri setempat.

"Artinya yang tadi pembiayaannya maksimal 10 juta, ini rata-rata koperasi kita sudah banyak yang minta lebih, karena sumber penghasilan lain tidak ada selama ini," ujarnya. 

Selain itu, Ichsan menuturkan bahwa untuk koperasi yang bergerak di bidang industri di Banda Aceh sangat minim dan hampir tidak. Jumlah sedikit itu juga bukan bersifat skala besar atau menengah, melainkan hanya produksi rumah tangga milik anggota masing-masing koperasi terkait. 

"Kalau koperasi yang produksi kita hampir tidak ada pak di Banda Aceh. Karena didominasi dua usaha koperasi yakni sektor jasa dalam hal ini simpan pinjam, dan perdagangan," kata Ichsan.

Ichsan menyampaikan, dalam rangka membantu koperasi yang terdampak COVID-19 tersebut, pihaknya telah mengusulkan bantuan kepada Kementerian Koperasi dan UKM, tetapi sejauh ini prosesnya belum ditindaklanjuti.

"Usulan bantuan dampak COVID-19 ini berbentuk uang tunai sekitar Rp 50 juta setiap koperasi. Tapi ini masih dalam verifikasi lapangan, sehingga Kementerian belum bisa pastikan tindaklanjutnya," demikian Ichsan.

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021