Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Aceh menilai tingkat kesadaran dan partisipasi setiap elemen masyarakat di gampong-gampong atau desa sangat dibutuhkan dalam upaya menekan kasus baru corona yang terus meningkat di Aceh.

“Angka kesakitan dan kasus meninggal harian harus terus ditekan seminimal mungkin dengan cara mengintervensi faktor risikonya,” kata Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Minggu.

Ia menjelaskan pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) kasus harus terus dilakukan secara agresif. Hal itu, lanjut dia, salah satu bentuk intervensi terhadap risiko sakit berat dan risiko meninggal duni penderita COVID-19 di daerah Tanah Rencong itu.

“ Tetapi bentuk intervensi kesehatan ini sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran dan pasrtisipasi aktif setiap elemen masyarakat di gampong-gampong, “ katanya.

Jubir yang akrab disapa SAG itu menyebutkan kasus secara akumulatif COVID-19 di Aceh telah mencapai 17.376 orang, di antaranya para penyintas yang sudah sembuh sebanyak 12.959 orang dan penderita corona yang masih dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri sebanyak 3.734 orang.

“Sementara kasus corona yang meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 683 orang,” katanya.

Ia menjelaskan selama ini pihaknya sering mendapat kabar bahwa warga yang menderita demam, batuk dan pilek, tidak memeriksa kesehatan ke pusat pelayanan kesehatan karena menganggap hanya mengalami  demam biasa dan dapat mengatasi dengan obat-obatan yang sering dikonsumsi.

“Keputusan tidak memeriksa diri ke dokter dalam situasi pandemi ini merupakan kesalahan besar yang dapat berakibat fatal,” katanya.

Selama situasi pandemi ini warga diminta agar tidak pernah meremehkan kondisi demam, apalagi menganggapnya hanya demam biasa. Kata dia setiap demam mesti diwaspadai sehingga segera memeriksakan diri ke klinik kesehatan terdekat, bersedia melakukan tes usap (swab) dan langsung melakukan isolasi mandiri.

“Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza menunjukkan gejala infeksi saluran pernafasan yang sama seperti demam, batuk dan pilek. Meski gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda sehingga orang awam sulit mengidentifikasi unsur pathogen penyebab penyakit itu,” katanya.

Menurut dia pemeriksaan medis yang akurat disertai dengan rujukan pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengonfirmasi seseorang positif terinfeksi COVID-19 atau tidak.

Karena itu, kata dia, setiap oran yang menderita demam, batuk dan sulit bernapas sangat dianjurkan berobat secara medis.  Ikut prosedur perawatan yang direkomendasikan, termasuk pemeriksaan swab dan anjuran isolasi mandiri.

“Makin cepat diketahui jenis penyakitnya dan diberikan tindakan perawatan, akan semakin tinggi peluang sembuh dan semakin rendah pula risiko meninggal dunia,” katanya.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021