Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh mencata sepanjang tahun 2020 ibu kota Provinsi Aceh itu dikunjungi sebanyak 175 ribu orang dan hingga Mei 2021 telah mencapai 103.596 ribu kunjungan.
"Jumlah wisatawan yang datang hingga Desember 2020 mencapai 175 ribu orang, dan sampai Mei 2021 103.596 ribu kunjungan," kata Kepala Dinas Pariwisata Banda Aceh Iskandar, di Banda Aceh, Minggu.
Iskandar menjelaskan pengunjung yang datang ke Banda Aceh selama pandemi COVID-19 tersebut hanya wisatawan nusantara maupun lokal, tidak ada kedatangan dari mancanegara.
"Tidak ada wisatawan asing karena kita batasi, dan tidak ada penerbangan, sama sekali tidak ada karena ada batasan-batasan dari pemerintah," ujarnya.
Menurut Iskandar, kunjungan wisatawan pada 2021 ini sebenarnya mengalami peningkatan dari 2020 jika kita lihat durasi waktunya. Karena tahun ini baru sampai Mei sudah dikunjungi 103.596 orang, sedangkan 2020 175 ribu terhitung hingga Desember.
"Terjadi sedikit peningkatan, kalau 2020 itu sudah sampai Desember, tetapi untuk 2021 baru terhitung hingga Mei. Artinya masih ada waktu sampai Desember mendatang," kata Iskandar.
Meski dikunjungi wisatawan lokal, lanjut Iskandar, seluruh lokasi wisata di Banda Aceh menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat, seperti wajib masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan. Karena itu dilakukan pembatasan orang yang berkunjung.
Iskandar menuturkan, Banda Aceh saat ini memiliki daya tarik bagi wisatawan, hal itu disebabkan banyaknya promosi, objek wisata yang terus diperbaiki. Apalagi Banda Aceh juga mempunyai tempat wisata kuliner, seperti warung kopi dan lain sebagainya.
"Ini terus kita promosikan, dan juga kita berharap pengelola wisata kuliner hingga hotel terus menerapkan prokes ketat," ujarnya.
Selain itu, tambah Iskandar, Banda Aceh semakin menarik perhatian setelah ditetapkan sebagai ibu kota kebudayaan Indonesia. Anugerah itu memberikan peluang atau nilai jual Banda Aceh kepada para wisatawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Jumlah wisatawan yang datang hingga Desember 2020 mencapai 175 ribu orang, dan sampai Mei 2021 103.596 ribu kunjungan," kata Kepala Dinas Pariwisata Banda Aceh Iskandar, di Banda Aceh, Minggu.
Iskandar menjelaskan pengunjung yang datang ke Banda Aceh selama pandemi COVID-19 tersebut hanya wisatawan nusantara maupun lokal, tidak ada kedatangan dari mancanegara.
"Tidak ada wisatawan asing karena kita batasi, dan tidak ada penerbangan, sama sekali tidak ada karena ada batasan-batasan dari pemerintah," ujarnya.
Menurut Iskandar, kunjungan wisatawan pada 2021 ini sebenarnya mengalami peningkatan dari 2020 jika kita lihat durasi waktunya. Karena tahun ini baru sampai Mei sudah dikunjungi 103.596 orang, sedangkan 2020 175 ribu terhitung hingga Desember.
"Terjadi sedikit peningkatan, kalau 2020 itu sudah sampai Desember, tetapi untuk 2021 baru terhitung hingga Mei. Artinya masih ada waktu sampai Desember mendatang," kata Iskandar.
Meski dikunjungi wisatawan lokal, lanjut Iskandar, seluruh lokasi wisata di Banda Aceh menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat, seperti wajib masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan. Karena itu dilakukan pembatasan orang yang berkunjung.
Iskandar menuturkan, Banda Aceh saat ini memiliki daya tarik bagi wisatawan, hal itu disebabkan banyaknya promosi, objek wisata yang terus diperbaiki. Apalagi Banda Aceh juga mempunyai tempat wisata kuliner, seperti warung kopi dan lain sebagainya.
"Ini terus kita promosikan, dan juga kita berharap pengelola wisata kuliner hingga hotel terus menerapkan prokes ketat," ujarnya.
Selain itu, tambah Iskandar, Banda Aceh semakin menarik perhatian setelah ditetapkan sebagai ibu kota kebudayaan Indonesia. Anugerah itu memberikan peluang atau nilai jual Banda Aceh kepada para wisatawan.
Editor : M Ifdhal
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021