Dinas Pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana (DP3AP2KB) Gayo Lues menyatakan sangat sedikit masyarakat yang melaporkan kekerasan terhadap perempuan maupun anak karena karena dianggap sebagai aib.

"Kasus kekerasan masih banyak terjadi ditempat kita, hanya saja para korban biasanya mencabut laporannya karena menganggap hal tersebut merupakan aib," kata Kepala Dinas P3AP2KB, Yunidar, Selasa.

Ia menjelaskan jika mengalami atau melihat kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa langsung melapor ke pihak kepolisian maupun ke Dinas P3AP2KB Kabupaten Gayo Lues.

"Di dinas ini kita bukan mencari perpecahan, tapi kita akan mencari solusi bagaimana nantinya bisa memberikan rasa damai dan aman kepada perempuan serta anak di Gayo Lues ini,"katanya.

Hal senada juga disampaikan tokoh perempuan Nurhayati Sahali, ia mengatakan masih banyak masyarakat di kabupaten tersebut tidak melaporkan kekerasan yang ia alami kepada pihak yang berwenang.

"Masyarakat kita masih merasa tabu untuk melaporkan kasus kekerasan yang ia alami, makanya untuk saat ini masyarakat kita membutuhkan edukasi melalui pihak-pihak terkait perihal hal tersebut,"kata Nurhayati Sahali.

Ia mengatakan, kekerasan terhadap anak dan perempuan kerap kali terjadi karena adanya tiga faktor dominan yaitu implementasi nilai-nilai keimanan masih perlu ditingkatkan, faktor ekonomi dan faktor pendidikan.

"Sempitnya lapangan kerja saat pandemi bisa menjadi faktor kerentanan rumah tangga, dari data yang kita lihat selama pandemi ini, kasus perceraian sangat tinggi,"katanya.

Ia berharap setelah pemerintah melakukan edukasi kepada masyarakat, maka keharmonisan dalam rumah tangga dapat tercapai.

Pewarta: Zubaidah

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021