Mantan anggota DPRK Aceh Barat Daya (Abdya) Iskandar menyebutkan tanah bekas hak guna usaha (HGU) PT Cemerlang Abadi di Kecamatan Babahrot mulai diserobot.

"Kami meminta pihak Kepolisian menghentikan aktivitas ilegal tersebut. Sepertinya ada mafia tanah yang sengaja memprovokasi masyarakat menyerobot dan menerobos palang larangan masuk yang telah dipasang oleh pihak kepolisian di kawasan lahan eks HGU PT Cemerlang Abadi itu,” kata Iskandar di Blangpidie, Jumat.

Iskandar merupakan Anggota DPRK Abdya periode 2012-2017 tersebut mengetahui adanya penyerobotan lahan oleh ratusan warga saat dirinya pulang dari kebun miliknya di kawasan Krueng Itam.

"Kemarin sore, saat saya pulang dari kebun melewati sepanjang Krueng Itam, saya melihat ada sekitar 200 orang tidak saya kenali asal usulnya datang berbondong-bondong ke lokasi lahan HGU itu," ungkapnya.

Iskandar mengaku sempat timbul rasa heran di dalam hatinya dan bahkan terkejut dengan keberadaan ratusan masyarakat dalam areal HGU yang sebelumnya telah dipasang palang larangan masuk oleh pihak kepolisian.

"Saya heran dan terkejut, ada apa ramai-ramai. Lalu saya tanya pada sesorang yang tidak saya kenali asal-usulnya. Rupaya mereka datang ke situ untuk mengambil dan menandai tanah bekas HGU perusahaan tersebut," ungkapnya.

Iskandar menilai jika pemerintah daerah dan kepolisian membiarkan penyerobotan lahan secara ilegal, dikhawatirkan akan ada pertumpahan darah sesama warga.

Sebab, tambah dia, warga yang menyerobot bekas lahan HGU tersebut hampir 90 persen bukan masyarakat yang bermukin Kecamatan Babahrot melainkan orang luar yang tidak diketahui asal usul mereka.

Sementara itu, warga yang bermukim di sekitar lahan eks HGU PT Cemerlang Abadi belum terpikir untuk menandai tanah itu karena mereka mengetahui tanah bekas HGU tersebut masih dalam proses sengketa antara pemerintah dengan pihak perusahaan.

"Saya melihat ada mafia tanah bermain dibalik semua ini. Maka kami minta polisi agar secepatnya menghentikan aksi serobotan lahan secara ilegal itu, sebagai upaya antisipasi terjadinya tumpah darah sesama warga," kata Iskandar.
 

Pewarta: Suprian

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021