Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti mengajak para konglomerat di Indonesia untuk membantu ekonomi masyarakat yang kesulitan akibat PPKM Darurat.
"Pemberlakuan PPKM Darurat menuai kontradiksi di tengah masyarakat, situasi yang membuat semakin lebarnya kesenjangan sosial," kata LaNyalla dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Kamis.
Senator asal Jawa Timur itu mengungkapkan saat ini banyak masyarakat miskin kekurangan makanan. Sedangkan bantuan sosial tunai PPKM Darurat yang mereka harapkan hingga kini belum cair.
"Hal kontroversi yang kemudian terjadi saat pandemi adalah meningkatnya jumlah kekayaan orang kaya di Indonesia, seperti pebisnis investasi," ujar LaNyalla.
Penyataan itu merujuk data yang dikeluarkan Forbes, Credit Suisse dan Financial Times, bahwa jumlah orang kaya di berbagai negara termasuk Indonesia mengalami peningkatan.
Menurut LaNyalla, jumlah orang Indonesia yang memiliki kekayaan lebih dari 1 juta dollar AS atau setara Rp14,49 miliar ada sebanyak 172.000 orang. Angka itu bertambah sebanyak 62,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara jumlah orang Indonesia dengan kekayaan lebih dari 100 juta dolar AS pada 2020, mencapai 417 orang atau naik 22,29 persen dari tahun 2019.
Jumlah kekayaan tersebut melonjak signifikan selama pandemi COVID-19 hingga mencapai lebih dari 50 persen, seperti bos Djarum Budi Hartono dan Michael Hartono, Prajogo Pangestu, Sri Prakash Lohia, dan Chairul Tanjung.
"Kondisi itu berbanding terbalik dengan jeritan orang miskin yang kesulitan mencari makan pada masa pandemi, tak terkecuali masa PPKM Darurat. Data BPS menyebutkan sejak September 2020 penduduk miskin mencapai 27,55 juta orang atau meningkat 1,12 juta," pungkas LaNyalla.
Lebih lanjut dia meminta pemerintah mengajak para orang kaya untuk memberikan sumbangsih secara material untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi.
"Inilah saatnya peran serta sebagian kelompok yang mampu memberikan pertolongan dan dukungan pada sebagian saudara yang lain yang berkesusahan untuk menutupi kebutuhan pokok di tengah pandemi," ujar LaNyalla.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Pemberlakuan PPKM Darurat menuai kontradiksi di tengah masyarakat, situasi yang membuat semakin lebarnya kesenjangan sosial," kata LaNyalla dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Kamis.
Senator asal Jawa Timur itu mengungkapkan saat ini banyak masyarakat miskin kekurangan makanan. Sedangkan bantuan sosial tunai PPKM Darurat yang mereka harapkan hingga kini belum cair.
"Hal kontroversi yang kemudian terjadi saat pandemi adalah meningkatnya jumlah kekayaan orang kaya di Indonesia, seperti pebisnis investasi," ujar LaNyalla.
Penyataan itu merujuk data yang dikeluarkan Forbes, Credit Suisse dan Financial Times, bahwa jumlah orang kaya di berbagai negara termasuk Indonesia mengalami peningkatan.
Menurut LaNyalla, jumlah orang Indonesia yang memiliki kekayaan lebih dari 1 juta dollar AS atau setara Rp14,49 miliar ada sebanyak 172.000 orang. Angka itu bertambah sebanyak 62,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara jumlah orang Indonesia dengan kekayaan lebih dari 100 juta dolar AS pada 2020, mencapai 417 orang atau naik 22,29 persen dari tahun 2019.
Jumlah kekayaan tersebut melonjak signifikan selama pandemi COVID-19 hingga mencapai lebih dari 50 persen, seperti bos Djarum Budi Hartono dan Michael Hartono, Prajogo Pangestu, Sri Prakash Lohia, dan Chairul Tanjung.
"Kondisi itu berbanding terbalik dengan jeritan orang miskin yang kesulitan mencari makan pada masa pandemi, tak terkecuali masa PPKM Darurat. Data BPS menyebutkan sejak September 2020 penduduk miskin mencapai 27,55 juta orang atau meningkat 1,12 juta," pungkas LaNyalla.
Lebih lanjut dia meminta pemerintah mengajak para orang kaya untuk memberikan sumbangsih secara material untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi.
"Inilah saatnya peran serta sebagian kelompok yang mampu memberikan pertolongan dan dukungan pada sebagian saudara yang lain yang berkesusahan untuk menutupi kebutuhan pokok di tengah pandemi," ujar LaNyalla.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021