Pemerintah Kabupaten Aceh Timur komitmen akan terus mencegah dampak dan risiko masalah pada anak kerdil (stunting) akibat kekurangan gizi kronis. 

“Upaya mencegah dan penanggulangan dampak risiko stunting tidaklah mudah, maka itu, saya harap adanya komitmen kebersamaan semua sektor,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Timur Mahyuddin saat membuka rembuk stunting di Aceh Timur, Kamis. 

Mahyuddin mengatakan stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama. 

Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang. Oleh karenanya, upaya pemantauan, sinergitas program serta kerja sama sektor terkait dibutuhkan untuk menangani masalah stunting.

Mahyuddin mengatakan masyarakat harus diberdayakan sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan penanggulangan stunting yang merupakan progresif dan konkret dalam upaya penanggulangan stunting 1000 HPK,

Sebab itu, Mahyuddin mengajak semua pihak untuk terus mengupayakan pencegahan dan penanggulangan dampak risiko bagi penerus di Aceh Timur, khususnya melalui kegiatan rembuk stunting tersebut. 

“Karena upaya bersama sangat diperlukan saat ini, dan beratnya tugas sektor terkait dalam upaya penurunan stunting, memerlukan penyegaran terkait permasalahan yang sedang dihadapi,” kata Mahyuddin. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur Sahminan mengatakan Kabupaten Aceh Timur pada 2019 telah ditetapkan sebagai kabupaten lokus stunting dari 100 kabupaten di Indonesia sebagai komitmen dalam melakukan percepatan pencegahan dan penurunan stunting. 

“Besar harapan kami melalui kegiatan rembuk gizi dapat dihasilkan perencanaan perbaikan gizi secara holistic, intergatif, tematik, dan spatial dengan cakupan yang optimal sehingga dapa mengembangkan rencana percepatan perbaikan gizi di masing-masing daerah,” kata Sahminan.  
 

Pewarta: Hayaturrahmah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021