Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang membangun tambak intensif guna mengembangkan budi daya udang vaname di wilayah pesisir kabupaten tersebut.
Bupati Aceh Tamiang Mursil di Aceh Tamiang, Senin, mengatakan dengan pengembangan tersebut diharapkan Kabupaten Aceh Tamiang menjadi percontohan dan klaster terbesar budi daya udang vaname di Provinsi Aceh.
"Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang saat ini membangun 11 klaster tambak di lahan seluas delapan hektare untuk pengembangan budi daya udang vaname di wilayah pesisir, Kampung Dagang Setia, Kecamatan Manyak Payed," kata Mursil.
Mursil optimis klaster pengembangan budi daya udang vaname secara intensif tersebut akan mengembalikan kejayaan Aceh Tamiang di era 1980-an sebagai produsen udang terbesar di Aceh.
"Saya ingat masa itu, udang Aceh Tamiang cukup terkenal. Saat itu, Aceh Tamiang yang masih bergabung di Kabupaten Aceh Timur menjadi produsen terbesar di Aceh bahkan Indonesia," kata Mursil.
Oleh karena itu, Mursil meminta Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPKP) Aceh Tamiang terus berinovasi mengembangkan budi daya udang vaname di empat kecamatan pesisir seperti Manyak Payed, Banda Mulia, Bendahara, dan Seruway.
Jangan hanya di satu kecamatan saja, tetapi harus terus dikembangkan di kecamatan pesisir lainnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat daerah pesisir, kata Mursil.
Udang merupakan komoditi ekspor paling diminati pasar global. Pasar udang jenuh. Negara di Eropa dan Amerika merupakan tujuan ekspor," kata Bupari Aceh Tamiang Mursil.
Kepala Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan Aceh Tamiang Safuan mengatakan dipilihnya Kampung Dagang Setia, Kecamatan Manyak Payed sebagai pusat pengembangan budi daya udang vaname sudah melalui survei, baik dampak alam maupun akses jalan.
"Arealnya tidak banjir dan jalan menuju lokasi mudah dijangkau. Atas pertimbangan itu, kami memilih lokasi Kampung Dagang Setia jadi pusat percontohan budi daya udang vaname," kata Safuan.
Safuan mengatakan Aceh Tamiang memiliki 20 ribu hektare tambak dengan kondisi intensif, tradisional, dan terlantar. DPKP bertekad maksimalkan potensi lahan tambak tersebut agar Aceh Tamiang menjadi produsen udang vaname terbesar di Aceh.
"Udang vaname bisa dipanen tiga kali yakni rentang usia 75 hari hingga 120 hari. Dengan potensi lahan yang ada, kami terus berupaya mengembangkan budi daya udang vaname di Aceh," kata Safuan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Bupati Aceh Tamiang Mursil di Aceh Tamiang, Senin, mengatakan dengan pengembangan tersebut diharapkan Kabupaten Aceh Tamiang menjadi percontohan dan klaster terbesar budi daya udang vaname di Provinsi Aceh.
"Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang saat ini membangun 11 klaster tambak di lahan seluas delapan hektare untuk pengembangan budi daya udang vaname di wilayah pesisir, Kampung Dagang Setia, Kecamatan Manyak Payed," kata Mursil.
Mursil optimis klaster pengembangan budi daya udang vaname secara intensif tersebut akan mengembalikan kejayaan Aceh Tamiang di era 1980-an sebagai produsen udang terbesar di Aceh.
"Saya ingat masa itu, udang Aceh Tamiang cukup terkenal. Saat itu, Aceh Tamiang yang masih bergabung di Kabupaten Aceh Timur menjadi produsen terbesar di Aceh bahkan Indonesia," kata Mursil.
Oleh karena itu, Mursil meminta Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPKP) Aceh Tamiang terus berinovasi mengembangkan budi daya udang vaname di empat kecamatan pesisir seperti Manyak Payed, Banda Mulia, Bendahara, dan Seruway.
Jangan hanya di satu kecamatan saja, tetapi harus terus dikembangkan di kecamatan pesisir lainnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat daerah pesisir, kata Mursil.
Udang merupakan komoditi ekspor paling diminati pasar global. Pasar udang jenuh. Negara di Eropa dan Amerika merupakan tujuan ekspor," kata Bupari Aceh Tamiang Mursil.
Kepala Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan Aceh Tamiang Safuan mengatakan dipilihnya Kampung Dagang Setia, Kecamatan Manyak Payed sebagai pusat pengembangan budi daya udang vaname sudah melalui survei, baik dampak alam maupun akses jalan.
"Arealnya tidak banjir dan jalan menuju lokasi mudah dijangkau. Atas pertimbangan itu, kami memilih lokasi Kampung Dagang Setia jadi pusat percontohan budi daya udang vaname," kata Safuan.
Safuan mengatakan Aceh Tamiang memiliki 20 ribu hektare tambak dengan kondisi intensif, tradisional, dan terlantar. DPKP bertekad maksimalkan potensi lahan tambak tersebut agar Aceh Tamiang menjadi produsen udang vaname terbesar di Aceh.
"Udang vaname bisa dipanen tiga kali yakni rentang usia 75 hari hingga 120 hari. Dengan potensi lahan yang ada, kami terus berupaya mengembangkan budi daya udang vaname di Aceh," kata Safuan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021