Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Dyah Erti Idawati berjanji akan mengatasi kekurangan orang yang ahli dalam pewarnaan batik di Aceh, segera dilakukan peremajaan.

"Kita masih kurang sekali dalam hal pewarnaan, kekurangan orang, mudah-mudahan bisa kita atasi," kata Dyah Erti Idawati, di Banda Aceh, Jumat. 

Dyah mengatakan, kurangnya orang yang mampu dalam pewarnaan karena hal itu memang membutuhkan keahlian bagaimana cara menjemurnya hingga penyesuaian panas, sehingga warnanya tidak berbeda-beda. 

Kata Dyah, selama ini Dekranasda Aceh sudah melakukan berbagai usaha menyiapkan orang yang untuk mewarnai, tetapi kemudian setelah dilatih banyak yang mencari pekerjaan lain. Meskipun demikian peremajaan tetap terus dilakukan. 

"Kita coba terus untuk peremajaan, karena tukang yang bisa mewarnai di tempat (rumah batik Aceh) hanya dua orang, dan itu juga keliling dipakai oleh para pembatik di seluruh Aceh," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Dyah menyampaikan bahwa batik ini memang bukan warisan budaya Aceh, tetapi lebih kepada kenyamanan penggunaannya, serta permintaan pasar yang juga tinggi dan harus direbut. 

"Dan alhamdulillah setelah kita kerjasama dengan yayasan batik Indonesia, kini kita sudah cukup gencar memasarkan barang sampai ke luar negeri," katanya.

Kemudian, kata Dyah, sejumlah instansi pemerintah di Aceh seperti Bank Aceh Syariah hingga BUMN juga sudah mulai memesan pakaian ke rumah batik Aceh.

"Produk di rumah batik Aceh sekarang sudah mulai dikenal, karena itu saya juga berharap ini bisa terus dikembangkan hingga gampong (desa)," demikian kata Dyah. 
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021