Pengusaha rotan di Aceh mengaku bisnisnya tidak mengalami dampak akibat pandemi COVID-19, dan tetap berjalan normal seperti sebelum virus corona melanda negeri ini.

"Selama pandemi ini tidak berkurang produksi, malah lebih banyak. Saya sebagai pengusaha rotan masih terima bahan baku berapapun dibawa," kata Direktur PT First Asia Trading Company Muliadi, di Banda Aceh, Kamis.

Muliadi mengatakan, produksi rotan di Aceh tidak berkurang akibat pandemi COVID-19 ini, apalagi selama ini permintaan bahan baku rotan tersebut juga terus meningkat.

Baca juga: Pengrajin rotan di Banda Aceh tingkatkan pemasaran online selama COVID-19

"Permintaan barang baku rotan malah meningkat, kita kirim ke Cirebon itu rata-rata lima sampai enam ton per bulan," ujarnya.

Kata Muliadi, perusahaannya selama ini membeli bahan baku rotan dari dua daerah di Aceh yakni Kabupaten Simeulue dan Aceh Besar, kemudian dikirimkan ke tempat produksi di Cirebon Jawa Barat.

Muliadi menyebutkan, bahan baku rotan yang dibeli dari Simeulue melalui pengumpul itu Rp15.500 per batang. Sedangkan dari Aceh Besar dibeli dengan harga Rp14.000 per kilogram, tergantung jenisnya.

Baca juga: Meski pandemi COVID-19, harga rotan di Simeulue mengiurkan

Dirinya menuturkan, produksi rotan biasa berkurang saat adanya musim panen komoditi lain di daerah penghasil. Seperti di Simeulue, rotan berkurang datang masa panen cengkeh, hal itu karena para pencari bertani.

"Kalau di Aceh Besar terjadi kekurangan rotan ketika musim tanam padi, karena mereka harus ke sawah," kata Muliadi.

Baca juga: Budidaya rotan jernang jadi primadona baru di Abdya

Muliadi menambahkan, perusahaan yang menampung rotan mereka di Cirebon tersebut selama ini tidak menjual hasil industrinya ke dalam negeri, melainkan ekspor ke Eropa, Afrika hingga ke Amerika.

"Ekspornya itu 80 persen ke Eropa, selebihnya ke Asia, Afrika sampai Amerika," demikian Muliadi.

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021