Meulaboh (ANTARA Aceh) - Aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pembela Petani dan Nelayan (Papan) meminta Pemerintah Kabupaten Aceh Barat memberi pendampingan agar petani mendapatkan akses pasar, sehingga terbantu dalam ekonominya.

Direktur Papan Aceh Nyakseh Faisal di Meulaboh, Senin mengatakan petani karet selama ini merasa tertekan dengan harga beli getah karet yang tidak berpihak kepada petani sehingga tidak jarang kebun karetnya ditelantarkan.

"Petani bukan hanya diberi bantuan bibit saja, tapi harus didampingi sampai akses pasar, kami lihat selama ini karet petani hanya dibeli oleh tengkulak dan hanya satu penampung besar di Medan Sumatera Utara, mereka yang mengendalikan harga karet," katanya.

Dalam sepekan terakhir kata dia, harga jual karet petani terus mengalami penurunan dari harga Rp6.000 saat ini sudah diharga Rp5.000 per kilogram karena produksi melimpah sementara kuota penampungan sangat terbatas.

Jadinya petani yang memiliki kebun beberapa hektar dengan produksi tidak bersakal ekspor akan sulit mencari pembeli, malahan cenderung harga tampung yang ditawarkan kepada mereka sesuka hati disaat hasil deres berlimpah.

Menurut dia, belum tepat kawasan itu menjadikan karet sebagai komoditas kompetensi inti karena dari kenyataanya karet belum mampu membuat rakyat sejahtera ataupun adanya peningkatan ekonomi keluarga.

"Dulu harga karet di Aceh Barat itu bisa mencapai Rp18.000 sampai Rp20.000 per kilogram, saat itu pembeli dari Medan bisa langsung masuk membeli karet petani, sekarang ini akses pasar sudah kecil," imbuhnya.

Sebagai aktivis yang konsen melakukan advokasi terhadap petani, Papan Aceh mencoba membuat trobosan dengan melakukan pendekatan kepada petani mempertanyakan kendala dialami sehingga masih tertekan dalam berkerja.

Kata Nyaksih, diluar negeri harga karet semakin meningkat seiring tingginya permintaan pasar, sementara petani Aceh dikenal sebagai produsen karet mentah tidak menikmati dari fluaktifnya harga beli karet karena tidak terkontrol secara baik.

Dirinya berprinsip, pemda tidak perlu membuat pasar lokal, namun dimintakan mencari peluang pasar diluar melalui kerja sama intansi terkait Dinas Kehutanan dan Perkebunan bersam Dinas Perdagangan dan perindustrian.

"Bila dua instansi ini bekerja sama, saya fikir tidak sulit menemukan akses pasar diluar daerah lebih terbuka, kalaupun menyediakan pasar lokal itu juga tidak menjamin harga beli karet petani secara langsung bisa stabil,"katanya menambahkan.

Pewarta: Pewarta : Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015