Meulaboh (ANTARA Aceh) - Sebanyak 16 warga Aceh masih harus diberikan pengobatan secara berkelanjutan oleh pihak medis karena dinyatakan positif mengidap wabah difteri (penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas).

Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh dr Raihan di Meulaboh, Minggu mengatakan, 16 warga di Aceh mengidap penyakit difteri tersebut merupakan kasus ditangani sejak 2010-2015.

"Terakhir kita merawat Januari 2015, ada masih 16 orang dimulai tahun 2010, jadi pasien tersebut mesti diisolasi minimal dua minggu, kita beri pengobatan anti difteri serum dan anti biotika," katanya.

Hal itu disampaikan disela-sela seminar Pro-Kontra Halal Haram Imunisasi bersama Ikatan Dokter dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh yang turut diisi pemateri penyuluh agama dan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) daerah setempat.

Raihan yang juga spesialis anak pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh ini menyampaikan, selain diberi pengobatan anti difteri serum dan anti biotik kasus tersebut terus dipantau dalam masa akutnya.

Apabila dalam masa pengobatan penderita tidak mengalami komplikasi maka yang bersangkutan dipulangkan akan tetapi tetap saja wajib melakukan kontrol pada pihak medis yang menanganinya sesuai waktu disampaikan.

"Kasus ini akan terus kita pantau, bagi penderita difteri yang kita obati itu masih harus melakukan kontrol secara berkelanjutan, karena penyakit ini seperti fenomena gunung es," imbuhnya.

Ke-16 warga yang terinfeksi penyakit difteri tersebut merupakan temuan pasien yang datang langsung berobat kepihak media bukan karena tertular kemudian dari pengindap penyakit mematikan itu.

Dari sekian banyak kasus di Aceh, tiga diantaranya adalah warga berasal dari Kabupaten Aceh Barat, dimana dua diantaranya penderita meningal dunia karena terinfeksi difteri dan satu orang lagi masih dalam pengobatan dan pemantauan.

Raihan menjelaskan, penyakit difteri merupakan fenomena gunung es yang dapat mencair ataupun menular kepada orang lain yang berada di sekitarnya, karena itu setiap ditemukan kasus maka pihak dinas daerah setempat akan turun melakukan pelacakan, vaksinasi dan edukasi.

"Benar memang ada kasusnya di Aceh Barat dan masih ada orangnya namun itu dalam pemantauan pihak dinas. Semua penderita difteri ini ditemukan datang berobat ke klinik ataupun rumah sakit, ada keluhan nyeri menelan, ada karena muntah darah kemudian ditangani," katanya menambahkan.

Pewarta: Pewarta : Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015