Yayasan Pioner Nusantara melaksanakan program peningkatan mutu guru tingkat sekolah dasar (SD) di beberapa daerah di pedalaman Aceh, serta menyiapkan modul pembelajaran di era pandemi COVID-19.
"Sasaran kita daerah terbelakang dari pendidikan karena memang program pemerintah membantu guru di daerah tertinggal atau pedalaman," kata Ketua Pembina Yayasan Pionir Nusantara Dr Anas M Adam, di Banda Aceh, Selasa.
Anas mengatakan, program tersebut dilaksanakan di wilayah pedalaman Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar dan Aceh Barat. Nantinya, para guru pedalaman akan mendapatkan pelatihan dari para guru penggerak.
Karena itu, kata Anas, dalam rangka pelaksanaan program tersebut telah digelar workshop pertemuan koordinasi dan sinkronisasi tim program organisasi penggerak dengan Ditjen Kemdikbud Ristek RI.
Dalam workshop tersebut menampilkan tiga narasumber dari FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh masing-masing Prof DR Rahmah Johar, DR Rusli Yusuf, dan DR Intan Safiah.
Selain itu, kata Anas, dalam program ini nantinya juga bakal melahirkan sebuah modul untuk pelatihan terhadap guru di pedalaman, baik itu secara daring maupun tatap muka.
"Hari ini kita melahirkan modul yang akan diterapkan untuk pelatihan terhadap guru-guru khususnya di pedalaman Aceh, model pembelajaran diera pandemi," ujar mantan Direktur Pembinaan Guru Kemendikbud itu.
Anas menegaskan bahwa tersebut penting diberikan mengingat masih kurangnya pemahaman para guru di pedalaman terkait teknologi dalam melakukan sekolah daring, apalagi dengan jaringan internet yang hampir tidak ada.
"Karena itu perlu diterapkan perpaduan daring dan luring. Kita padukan, dan tidak bisa kalau pembelajaran secara daring 100 persen," katanya.
Selain, Anas menambahkan, melalui program tersebut guru akan menerima pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengajar, dan bisa menerapkan perubahan dalam proses mengajar.
Kemudian, meningkatnya kemampuan dan motivasi guru dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran serta munculnya komunitas melalui jejaring online guru.
Selanjutnya, akan timbul upaya mandiri dari guru dan sekolah untuk meningkatkan mutu peserta didik melalui penguatan pengetahuan, keterampilan dan sikap guru.
"Akhir dari program ini juga diharapkan dapat didesiminasikan ke sekolah lain yang berdekatan, serta siap untuk menerima kunjungan dari sekolah yang ingin menambah pengetahuan," demikian kata mantan Kepala Dinas Pendidikan Aceh ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Sasaran kita daerah terbelakang dari pendidikan karena memang program pemerintah membantu guru di daerah tertinggal atau pedalaman," kata Ketua Pembina Yayasan Pionir Nusantara Dr Anas M Adam, di Banda Aceh, Selasa.
Anas mengatakan, program tersebut dilaksanakan di wilayah pedalaman Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar dan Aceh Barat. Nantinya, para guru pedalaman akan mendapatkan pelatihan dari para guru penggerak.
Karena itu, kata Anas, dalam rangka pelaksanaan program tersebut telah digelar workshop pertemuan koordinasi dan sinkronisasi tim program organisasi penggerak dengan Ditjen Kemdikbud Ristek RI.
Dalam workshop tersebut menampilkan tiga narasumber dari FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh masing-masing Prof DR Rahmah Johar, DR Rusli Yusuf, dan DR Intan Safiah.
Selain itu, kata Anas, dalam program ini nantinya juga bakal melahirkan sebuah modul untuk pelatihan terhadap guru di pedalaman, baik itu secara daring maupun tatap muka.
"Hari ini kita melahirkan modul yang akan diterapkan untuk pelatihan terhadap guru-guru khususnya di pedalaman Aceh, model pembelajaran diera pandemi," ujar mantan Direktur Pembinaan Guru Kemendikbud itu.
Anas menegaskan bahwa tersebut penting diberikan mengingat masih kurangnya pemahaman para guru di pedalaman terkait teknologi dalam melakukan sekolah daring, apalagi dengan jaringan internet yang hampir tidak ada.
"Karena itu perlu diterapkan perpaduan daring dan luring. Kita padukan, dan tidak bisa kalau pembelajaran secara daring 100 persen," katanya.
Selain, Anas menambahkan, melalui program tersebut guru akan menerima pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengajar, dan bisa menerapkan perubahan dalam proses mengajar.
Kemudian, meningkatnya kemampuan dan motivasi guru dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran serta munculnya komunitas melalui jejaring online guru.
Selanjutnya, akan timbul upaya mandiri dari guru dan sekolah untuk meningkatkan mutu peserta didik melalui penguatan pengetahuan, keterampilan dan sikap guru.
"Akhir dari program ini juga diharapkan dapat didesiminasikan ke sekolah lain yang berdekatan, serta siap untuk menerima kunjungan dari sekolah yang ingin menambah pengetahuan," demikian kata mantan Kepala Dinas Pendidikan Aceh ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021