Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Aceh menyebutkan sebanyak 30 orang pasien infeksi virus corona di provinsi paling barat Indonesia itu masih menjalani perawatan di rumah sakit rujukan berbagai daerah di Aceh.
Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani, Kamis, mengatakan puluhan warga yang terkonfirmasi positif dan memiliki gejala tersebut mendapat perawatan di 12 rumah sakit yang tersebar di beberapa daerah di daerah Tanah Rencong.
“Mereka dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) atau ruang isolasi Penyakit New Emerging dan Re Emerging (Pinere), sesuai kebutuhan medisnya,” kata Saifullah di Banda Aceh.
Dia menjelaskan 12 rumah sakit yang masih merawat pasien infeksi tersebut meliputi RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh delapan orang, RSUD Muhammad Ali Kasim Gayo Lues lima orang, RSUD Kota Subulussalam empat orang dan RSUD Tgk Abdullah Syafi’I Pidie tiga orang.
Selanjutnya di RSUD Aceh Tamiang, RSUD Kota Langsa, RS Tk IV Iskandar Muda (IM) Lhokseumawe dan RS Tk II Kesdam IM Banda Aceh terdapat masing-masing dua orang.
“Sedangkan RSUD dr H Yulidin Away, RSUD Meraxa Banda Aceh, RSUD Datu Beru Takengon, dan RSUD Cut Nyak Dhien Aceh Barat masing-masing terdapat satu orang pasien,” kata Saifullah.
Selain pasien rawat inap, kata Saifullah, saat ini juga terdapat 215 warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing, begitu hasil analisis sampel usap (swab) mereka dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
Pasien-pasien ini tidak memiliki gejala atau memiliki gejala ringan sehingga tidak membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit, katanya.
Kendati demikian, isolasi mandiri tersebut juga di bawah pengawasan tenaga kesehatan dan pantauan Satgas Penanganan COVID-19 gampong.
“Apabila gejalanya meningkat mereka segera ditangani secara medis atau dirujuk ke rumah sakit,” katanya, menjelaskan.
Selain itu, Saifullah juga meminta warga untuk disiplin protokol kesehatan, meskipun tren kasus COVID-19 di bumi Serambi Mekkah itu telah menunjukkan penurunan sejak sebulan terakhir.
Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas menjadi suatu keharusan di saat penularan kasus masih terjadi di tengah masyarakat, demikiannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Juru Bicara COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani, Kamis, mengatakan puluhan warga yang terkonfirmasi positif dan memiliki gejala tersebut mendapat perawatan di 12 rumah sakit yang tersebar di beberapa daerah di daerah Tanah Rencong.
“Mereka dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) atau ruang isolasi Penyakit New Emerging dan Re Emerging (Pinere), sesuai kebutuhan medisnya,” kata Saifullah di Banda Aceh.
Dia menjelaskan 12 rumah sakit yang masih merawat pasien infeksi tersebut meliputi RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh delapan orang, RSUD Muhammad Ali Kasim Gayo Lues lima orang, RSUD Kota Subulussalam empat orang dan RSUD Tgk Abdullah Syafi’I Pidie tiga orang.
Selanjutnya di RSUD Aceh Tamiang, RSUD Kota Langsa, RS Tk IV Iskandar Muda (IM) Lhokseumawe dan RS Tk II Kesdam IM Banda Aceh terdapat masing-masing dua orang.
“Sedangkan RSUD dr H Yulidin Away, RSUD Meraxa Banda Aceh, RSUD Datu Beru Takengon, dan RSUD Cut Nyak Dhien Aceh Barat masing-masing terdapat satu orang pasien,” kata Saifullah.
Selain pasien rawat inap, kata Saifullah, saat ini juga terdapat 215 warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing, begitu hasil analisis sampel usap (swab) mereka dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
Pasien-pasien ini tidak memiliki gejala atau memiliki gejala ringan sehingga tidak membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit, katanya.
Kendati demikian, isolasi mandiri tersebut juga di bawah pengawasan tenaga kesehatan dan pantauan Satgas Penanganan COVID-19 gampong.
“Apabila gejalanya meningkat mereka segera ditangani secara medis atau dirujuk ke rumah sakit,” katanya, menjelaskan.
Selain itu, Saifullah juga meminta warga untuk disiplin protokol kesehatan, meskipun tren kasus COVID-19 di bumi Serambi Mekkah itu telah menunjukkan penurunan sejak sebulan terakhir.
Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas menjadi suatu keharusan di saat penularan kasus masih terjadi di tengah masyarakat, demikiannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021