Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi dr. Hardianto Setiawan SpPD-KGEH menyebutkan penyakit batu empedu lebih sering diderita perempuan.
“Penyakit ini dapat dijumpai pada pria dan wanita, tetapi umumnya wanita lebih banyak mengalami terutama pada usia lebih dari 40 tahun,'' ujar Hardianto dalam webinar di Jakarta, Sabtu.
Penyakit batu empedu perlu ditangani dengan cepat dan tepat. Jika tidak, kondisi batu empedu dapat memicu terjadinya sejumlah komplikasi serius yang berbahaya.
''Dalam kasus yang parah, batu empedu bisa mengancam jiwa karena dapat menyebabkan pankreatitis atau kanker kantong empedu,” ucap dokter pada Rs Siloam Kebon Jeruk Jakarta itu.
Penyakit batu empedu merupakan gangguan pencernaan yang sering ditemukan. Akan tetapi kerang terabaikan. Penyakit batu empedu atau cholelithiasis adalah penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami sakit perut mendadak akibat adanya batu di dalam kantong empedu.
Kantong empedu merupakan organ dalam di sisi kanan perut tepat berada di bawah hati. Kantong tersebut memiliki fungsi untuk menyimpan cairan empedu yang nantinya akan dilepas ke usus kecil dan membantu proses pencernaan.
Umumnya, batu empedu terbentuk akibat endapan kolesterol tinggi disertai bilirubin yang menumpuk dalam kantong empedu. Beberapa faktor seperti pola makan tidak sehat, diet tinggi kolesterol, genetik, usia, dan kondisi medis tertentu dapat memicu terjadinya penyakit tersebut.
Gangguan saluran pencernaan lainnya yang kerap ditemukan adalah kanker usus besar. Dokter spesialis bedah digestif Siloam Hospitals Kebon Jeruk Dr dr Wifanto Saditya Jeo SpB-KBD mengatakan kanker usus besar sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.
“Kanker ini berisiko terjadi pada segala usia, baik kelompok muda maupun tua serta bisa menyerang pria dan wanita. Pada kelompok usia muda, biasanya disertai gejala yang lebih buruk,” jelas Wifanto.
Gejala awal kemunculan kanker usus besar ditandai dengan adanya benjolan kecil jinak berupa polip, yang dalam perkembangannya dapat bertransformasi menjadi ganas.
Gejala lain yang dapat dialami antara lain gangguan buang air besar (BAB) yang mengeluarkan darah, sembelit, atau diare tanpa sebab yang jelas. Selain itu, sering kali juga diikuti dengan rasa sakit pada perut, mudah lelah, dan menurunnya berat badan
Wifanto menjelaskan salah satu pusat unggulan di bidang pengobatan digestif, Siloam Hospitals Kebon Jeruk resmi membuka Siloam Digestive Center. Klinik dengan tim yang didedikasikan untuk membantu pasien dan keluarga pasien melalui edukasi yang tepat seputar masalah pencernaan, konsultasi, hingga penanganan melalui tindakan endoskopi dan tindakan Transanal Minimally Invasive Surgery for Colorectal, termasuk colon resection (CA colon).
Tindakan minimally invasive colon resection merupakan tindakan bedah melalui tiga lubang kecil dengan melakukan sayatan sepanjang 2-3 cm sehingga pembedahan memiliki bekas luka yang minim dan masa penyembuhan pasca pembedahan di rumah sakit lebih singkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021