Kepala Dinas Pendidikan Aceh Drs Alhudri MM memberi perhatian serius pada kasus pembunuhan yang menimpa almarhumah Fitriani, SPd yang merupakan guru Biologi SMK Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat. 

Ia meminta agar pihak aparat penegak hukum dapat segera mengusut tuntas pelaku pembunuhan tersebut.

“Kami selaku pimpinan Dinas Pendidikan Aceh merasakan duka yang sangat mendalam atas meninggalnya ibu guru yang kita cintai ini, almarhumah Ibu Fitriani. Kami mengucapkan terimakasih atas jasa-jasa almarhumah yang tidak mampu kami balas, semoga menjadi amal shalihah beliau di akhirat kelak,” ucap Kadisdik Aceh penuh duka.

Pernyataan duka cita mewakili Pemerintah Aceh itu disampaikan Kadisdik Aceh selepas mendapatkan informasi meninggalnya guru SMK di Kabupaten Aceh Barat, Jumat (5/11) pagi.

Alhudri berharap aparat penegak hukum dapat bertindak tegas dalam kasus pembunuhan Fitriani. Kasus pembunuhan yang diduga bermotif perampokan yang menimpa guru itu harus diusut tuntas aparat penegak hukum.

“Kami mohon kepada aparat penegak hukum supaya dapat melakukan pengejaran dan menangkap pelaku kriminal tersebut, agar dapat memberi rasa keadilan bagi keluarga korban,” ujarnya.

Begitu pun, Alhudri menyatakan dunia pendidikan Aceh, khususnya Aceh Barat telah kehilangan sosok guru yang pintar, sabar, rajin, penyayang, bertanggung jawab serta bekerja tanpa pamrih untuk mencerdaskan generasi Aceh.

Alhudri berharap masyarakat juga proaktif menyampaikan informasi sebagai tanda-tanda dalam pengungkapan kasus tersebut. 

Pihaknya memohon dan berterimakasih kepada aparat penegak hukum untuk segera mengungkap pelaku pembunuhan.

“Kami berharap kepada seluruh masyarakat Aceh untuk memberikan doa kepada korban agar diberikan tempat yang layak disisi Allah SWT, semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah dan sabar atas musibah tersebut,” sambungnya.

Fitriani, merupakan salah seorang warga Gampong Suak Timah, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat ditemukan meninggal di belakang rumahnya, Kamis (4/11) malam, dalam kondisi kepala pecah diduga akibat hantaman benda tumpul.

Korban ditemukan pertama sekali oleh suaminya ketika pulang dari shalat Isya di masjid. Kasus tersebut langsung saja membuat geger warga desa, apalagi korban diketahui dibunuh secara sadis.

Dugaan sementara motifnya perampokan, karena kalung emasnya hilang 20 mayam dan gelangnya 15 mayam yang diduga dibawa kabur oleh pelaku.
 

Pewarta: Release

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021