Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (Apik) Aceh menyebutkan, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kejahatan seksual terhadap perempuan dan anak di Kota Lhokseumawe cukup tinggi.

"Kalau kasus KDRT di Lhokseumawe setiap tahunnya meningkat, begitu juga kasus pelecehan seksual terhadap anak juga semakin tinggi, kondisi inilah yang membuat kita sangat prihatin karena korbannya anak-anak," kata staf LBH Apik Aceh Elly Susanna di Lhokseumawe, Rabu.

Elly menambahkan, pihak pemerintah setempat melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, sudah melakukan program-program yang cukup bagus tapi kasus-kasus tersebut masih saja terjadi.

Bahkan pelaku pelecehan seksual terhadap anak adalah bukan orang-orang asing, tapi orang yang selalu dekat dengan anak tersebut, misalkan pihaknya ada menemukan kasus pelecehan yang dilakukan oleh guru, orang langganan becak, bahkan pelatihnya.

"Berdasarkan kasus yang kita temukan pelaku pelecehan seksual terhadap anak adalah orang-orang yang terdekat, kita sudah bekerjasama dengan beberapa instansi sudah melakukan berbagai sosialisasi, tapi masih saja terjadi kasus yang tidak diharapkan itu," tutur Elly.

Untuk tahun 2015 terhitung sejak bulan Januari hingga Agustus telah terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga sebanyak 13 kasus, pelecehan seksual terhadap anak 7 kasus dan kasus pelecehan seksual bukan terhadap anak atau saat masa pacaran 4 kasus.

Ia menambahkan, kalau kasus kekerasan dalam rumah tangga yang paling banyak ditemukan adalah penelantaran terhadap istri dan kekerasan fisik. Bahkan ada ditemukan salah seorang PNS yang menelantarkan istri pertamanya karena nikah siri.

"Kita berharap kasus pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan tidak terjadi lagi dan aparat penegak hukum juga harus serius dalam menangani kasus ini," kata Elly.

Pewarta: Pewarta : Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015