Langsa (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kota Langsa bersama pihak swasta melakukan ekspor perdana ikan kerapu sebanyak 9 ton hasil budidaya petani tambak daerah itu ke Hongkong.
     
Ekspor perdana sebanyak 9 ton kerapu ke Hongkong dilaksanakan melalui Pelabuhan Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Rabu (19/8), kata Wali Kota Langsa Usman Abdullah di Langsa, Kamis.
     
Ekspor tersebut, lanjutnya, dilakukan oleh Perusahaan Dagang (PD) Evanindo, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang budidaya ikan kerapu di kawasan Kuala Langsa yang difasilitasi oleh Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian (DKPP) Kota Langsa bekerjasama dengan Aceh Business Comunity (Abicom) yang berpusat di Kota Medan, Sumatera Utara.
     
Dikatakan, tambak di Langsa maupun daerah lainnya di Aceh dapat digali sebagai tempat membudiayakan ikan kerapu. "Ke depan Langsa bisa menjadi pusat budidaya kerapu berskala nasional," ujarnya.
     ‎
Saat ini, sambung, Usman Abdullah, Kota Langsa memiliki areal tambak seluas 5.180 hektare. Khusus untuk budidaya keramba jaring apung sekitar 230 hektare. Jika digabungkan dengan Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur, mungkin ada sekitar 30.000 hektare lahan tambak tersebut.
     
Disampaikan Usman, selama ini banyak areal tambak di Aceh terlantar semenjak konflik berkepenjangan. Keterbatasan bahan baku juga menjadi kendala para petambak dalam membudidayakan peternakan ikan maupun lainnya.
     
Selain itu, tuturnya, selama ini harga pasar untuk ikan juga sering mengalami turun naik, sehingga petani tambak kesulitan mengembangkan kembali usahanya itu, bahkan hasil panen ikan mereka tidak sebanding dengan modal yang telah dikeluarkan.
     
"Dengan adanya kegiatan ekspor ikan ke Hongkong ini telah membuka celah bagi pembudidaya ikan khususnya Kota Langsa untuk dapat mengembangkan kembali usaha budidaya ikan di tambak-tambaknya tersebut," jelas Wali Kota.
     
Ia juga mengatakan bahwa dahulu kegiatan ekspor perikanan melalui Pelabuhan Kuala Langsa termasuk sangat diperhitungkan.
     
Tapi sejak konflik berkecamuk di Aceh, semuanya kembali redup. Bahkan di Langsa ada dua pabrik udang, tapi sejak konflik pabrik tersebut tutup, karena selain itu juga bahan baku tidak ada.
     
"Kami sangat mendukung kegiatan ekspor ikan ini, karena akan membawa efek sangat baik bagi Kota Langsa, dan secara tidak langsung akan membuka peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat daerah ini," katanya.
     
Usman Abdullah berjanji pihaknya akan terus menjalin kerjasama dengan petani tambak.
     
Ia juga berharap ekspor bisa terus berlanjut karena dengan adanya ekspor ikan ini sangat memberikan kuntungan bagi masyarakat dan Pemko Langsa.
     
Dia juga akan mengupayakan agar kegiatan ekspor melalui pelabuhan Kuala Langsa terus berlangsung.      Pemerintah Kota Langsa, kata dia, akan memperjuangkan regulasi yang dibutuhkan demi keberlanjutan kegiatan ekspor dimaksud.
     
"‎Tanpa dorongan dan dukungan masyarakat, pelabuhan kita ini tidak akan berkembang. Ini semua demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, bukan buat saya," kata Wali Kota Usman Abdullah.

Pewarta: Pewarta : Putra Zulfirman

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015