Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat pada Agustus 2015 provinsi itu mengalami deflasi sebesar 0,25 persen yang dipengaruhi penurunan pada kelompok bahan makanan.

"Kelompok bahan makanan ambil bagian cukup besar terhadap deflasi Aceh pada bulan Agustus, yakni sebesar 3,08 persen, disusul kelompok sandang 0,94 persen," kata Kepala BPS Aceh Hermanto di Banda Aceh, Selasa (1/9).

Ia menjelaskan pada bulan Agustus Kota Banda Aceh mengalami deflasi 0,22 persen, Lhokseumawe deflasi 0,15 persen, dan Meulaboh deflasi 0,63 persen sehingga secara agregat Aceh mengalami deflasi 0,25 persen.

"Komoditas yang paling besar andil bagian terhadap deflasi adalah ikan tongkol, disusul jeruk, buah melinjo, papaya, dan ayam hidup," katanya.

Sementara itu, beberapa komoditas yang mengalami penaikan harga, antara lain angkutann udara andil bagian sebesar 0,33 persen, biaya akademi/perguruan tinggi sebesar 0,15 persen, ayam ras sebesar 0,14 persen, dan daging sapi 0,05 persen.

Dari 23 kota di Sumatra, 15 kota mengalami inflasi dan delapan kota mengalami deflasi.

Ia menyebutkan inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,29 persen dan terendah Bungo sebesar 2,23 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 0,73 persen dan terendah di Kota Lhokseumawe 0,15 persen.

Ia berharap agar Pemerintah Aceh dapat terus mengontrol persediaan dan harga barang  di pasaran.

Pewarta: Pewarta : Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015