Meulaboh (ANTARA Aceh) - Tiga orang bocah di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh terindikasi kecanduan narkoba karena tidak terkontrol dengan baik aktivitas mereka di tengah maraknya peredaran barang haram tersebut.
Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Aceh Barat, Rachmad Fitri HD di Meulaboh, Selasa mengatakan, banyak media narkoba sehingga sampai pada usia anak-anak, tidak hanya dalam bentuk narkotika seperti jenis sabu-sabu, ganja, pil ektasi, bahkan juga dalam permen dan alat tulis sekolah.
"Itu tahun kemarin, ada indikasi kepada anak-anak putus sekolah, mereka bukan pemakai narkoba sebenarnya, tapi karena memang kecanduan terus seperti itu, begitu kita cek, sudah tidak benar. Ada beberapa orang kita rehab alhamdulillah meskipun belum ada panti rehabnya tapi petugas kita berhasil lah," katanya.
Hal itu disampaikan usai acara diskusi bersama dalam forum "Indonesia Darurat Narkoba" bertajuk sinergisitas antar lembaga/badan/instansi dalam upaya pencegahan dan penangulangan penyalahgunaan narkotika yang difasilitasi oleh Kejaksaan Negeri (kejari) Meulaboh.
Rachmad Fitri HD yang juga wakil Bupati Aceh Barat ini menyampaikan, dengan dukungan forum pimpinan daerah dan aparat penegak hukum yang telah komit terhadap pencegahan narkoba, harapannya musuh bersama itu dapat ditekan.
Kata dia, Pemkab Aceh Barat sudah akan membangun panti rehabilitasi dan rumah sakit sebagai karantina, usulan pembangunan tersebut sudah masuk dalam program rencana pembangunan tahun anggaran 2016.
"Sekrnag lagi disusun DED persiapan panti rehab dan rumah sakit juga, itu nanti anggaran 2016. kita sunguh-sunguh bagaimana narkoba tidak sampai terus merusak generasi di Aceh karenanya kami sepakat narkoba adalah musuh bersama," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, dengan adanya dukungan semua pihak terutama adalah dari forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) peredaran narkoba dalam bentuk apapun diwilayah setempat dapat ditekan.
Dia menyarankan, semua pihak harus terlibat termasuk masyarakat di gampong-gampong (desa), dalam hal ini melaksanakan program pemberdayaan masyarakat salah satunya adalah menghidupkan kegiatan keagamaan.
Menurut Rachmad Fitri HD, kegiatan keagamaan dapat memberi peluang anak-anak melaksanakan kegiatan bermanfaat, dengan demikian dapat terminimalisir peluang yang tidak bermanfaat oleh kegiatan yang dapat merusak generasi.
"Untuk pencegahan dan pemberantasan narkoba ini tidak hanya dilevel pemerintah saja, tapi juga peranan orang tua mengontrol aktivitas anak-anak untuk mengisinya dengan kegiatan keagamaan," katanya menambahkan.
Acara tersebut diikuti kepala sekolah, unsur muspida dan DPRK,TNI, tokoh agama dari MPU, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dengan pemateri dari BNK, Kepolisian dan Kejaksaan Negeri Meulaboh berlangsung selama setengah hari.
Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Aceh Barat, Rachmad Fitri HD di Meulaboh, Selasa mengatakan, banyak media narkoba sehingga sampai pada usia anak-anak, tidak hanya dalam bentuk narkotika seperti jenis sabu-sabu, ganja, pil ektasi, bahkan juga dalam permen dan alat tulis sekolah.
"Itu tahun kemarin, ada indikasi kepada anak-anak putus sekolah, mereka bukan pemakai narkoba sebenarnya, tapi karena memang kecanduan terus seperti itu, begitu kita cek, sudah tidak benar. Ada beberapa orang kita rehab alhamdulillah meskipun belum ada panti rehabnya tapi petugas kita berhasil lah," katanya.
Hal itu disampaikan usai acara diskusi bersama dalam forum "Indonesia Darurat Narkoba" bertajuk sinergisitas antar lembaga/badan/instansi dalam upaya pencegahan dan penangulangan penyalahgunaan narkotika yang difasilitasi oleh Kejaksaan Negeri (kejari) Meulaboh.
Rachmad Fitri HD yang juga wakil Bupati Aceh Barat ini menyampaikan, dengan dukungan forum pimpinan daerah dan aparat penegak hukum yang telah komit terhadap pencegahan narkoba, harapannya musuh bersama itu dapat ditekan.
Kata dia, Pemkab Aceh Barat sudah akan membangun panti rehabilitasi dan rumah sakit sebagai karantina, usulan pembangunan tersebut sudah masuk dalam program rencana pembangunan tahun anggaran 2016.
"Sekrnag lagi disusun DED persiapan panti rehab dan rumah sakit juga, itu nanti anggaran 2016. kita sunguh-sunguh bagaimana narkoba tidak sampai terus merusak generasi di Aceh karenanya kami sepakat narkoba adalah musuh bersama," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, dengan adanya dukungan semua pihak terutama adalah dari forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) peredaran narkoba dalam bentuk apapun diwilayah setempat dapat ditekan.
Dia menyarankan, semua pihak harus terlibat termasuk masyarakat di gampong-gampong (desa), dalam hal ini melaksanakan program pemberdayaan masyarakat salah satunya adalah menghidupkan kegiatan keagamaan.
Menurut Rachmad Fitri HD, kegiatan keagamaan dapat memberi peluang anak-anak melaksanakan kegiatan bermanfaat, dengan demikian dapat terminimalisir peluang yang tidak bermanfaat oleh kegiatan yang dapat merusak generasi.
"Untuk pencegahan dan pemberantasan narkoba ini tidak hanya dilevel pemerintah saja, tapi juga peranan orang tua mengontrol aktivitas anak-anak untuk mengisinya dengan kegiatan keagamaan," katanya menambahkan.
Acara tersebut diikuti kepala sekolah, unsur muspida dan DPRK,TNI, tokoh agama dari MPU, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dengan pemateri dari BNK, Kepolisian dan Kejaksaan Negeri Meulaboh berlangsung selama setengah hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015