Jambi (ANTARA Aceh) - Bencana asap tampaknya tidak hanya menjadi urusan provinsi asal dari kebakaran hutan dan lahan seperti di Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat,  tapi sudah menjadi masalah global.

Singapura dan Malaysia merupakan negera terdekat yang  terimbas dari pekatnya kabut asap dari Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Bukan hanya itu, pekatnya kabut asap kebakaran hutan terutama di Jambi  telah berdampak luas terhadap kehidupan umat manusia, di antaranya  aktivitas penerbangan terganggu, dunia pendidikan terusik dikarenakan anak-anak tidak bisa bersekolah.

Belum lagi lebih dari 10 ribu warga di Jambi harus mendapatkan perawatan karena penyakit infeksi saluran pernafasan akut (Ispa) akibat menghirup  udara  yang mengandung partikel halus,  terbawa bersamaan kabut asap dari pembakaran hutan dan lahan.

Kendati demikian, upaya pengentasan kabut asap terus dilakukan pemerintah dengan mengerahkan segenap tenaga dari berbagai instansi terkait yang didukung kekuatan TNI dan Polri serta partisipasi masyarakat.

Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung kebakaran hutan di Dusun Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, 6 September 2015.

Dalam kunjungan itu, Kepala Negara  memerintahkan aparat keamanan menindak tegas perusahaan-perusahaan yang membakar lahan sehingga menyebabkan kabut asap di enam provinsi.

"Sudah saya perintahkan ke Kapolri untuk ditindak setegas-tegasnya, sekeras-kerasnya untuk perusahaan yang tidak mematuhi," ujar Presiden Jokowi.

Presiden juga mengingatkan kepada seluruh kementerian lembaga, TNI/Polri, dan semua yang terkait, bahwa tindakan yang terbaik adalah tindakan preventif.

Mengenai perusahaan yang tidak mematuhi untuk tidak membakar lahan  agar bertanggung jawab.

Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa tidak sekali dua kali menyampaikan peringatan kepada sejumlah perusahaan perkebunan yang membakar lahannya.

Karena para perusahaan perkebunan tersebut sebetulnya juga harus bertanggungjawab terhadap kanan kirinya, terhadap hak yang sudah diberikan pemerintah kepada mereka, ujar Presiden Jokowi.

 "Sudah saya sampaikan ke Kemenhut, kalau iya cabut-cabut, kalau ada pidananya nanti diproses di Kapolri," ujar Jokowi.

Dalam kesempatan itu Presiden juga mengingatkan bahwa dirinya telah menggerahkan orang untuk mengawasi dan mengontrol agar tidak terjadi kebakaranan sejak April 2015.

"Jangan sudah kebakaran luas ini menjadi sulit. Jadi tadi saya sampaikan, saya tidak ingin lagi bicara masalah penyebabnya apa, solusinya apa. Semuanya sudah tahu apa yang harus dilakukan," ujar Jokowi.

Namun saat ini Presiden Jokowi meminta untuk segera menyeleasaikan masalah kebakaran lahan di lapangan, tapi tahun depan pencegahan harus dinomorsatukan.
    
Target 14 hari

Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tri Budiarto mengatakan, Jambi sudah menargetkan penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selesai selama 14 hari ke depan.

"Pak Danrem 042/Garuda Putih Kolonel Inf Makmur sebagai ketua Satgas Karhutla menargetkan bisa mengatasi api kebakaran di Jambi selama 14 hari ke depan, terhitung Senin (14/9)," katanya menjelaskan.

Dia mengatakan dengan target yang ditetapkan, semua pihak harus mendukung penuh itu. Artinya semua pesawat dan helikopter 'water bombing' harus siaga dalam operasi pemadaman.

"Provinsi lain  seperti Riau  juga memiliki target penanganan sendiri-sendiri. Setidaknya hal tersebut untuk menjadi bahan acuan bekerja dengan baik dan cepat," kata Budiarto.

Dia menjelaskan, jika penanganan Karhutla melebihi target yang telah ditetapkan, namun titik api belum bisa dipadamkan maka akan ada tambahan waktu selama tujuh hari selanjutnya. Target lagi-lagi hanya sebagai bahan acuan penanganan cepat di lapangan.

Bahkan , untuk pemadaman maka pesawat cassa BNPB yang kini siaga di Palembang, akan ditugaskan menabur garam di langit perbatasan Jambi-Sumsel guna membuat hujan buatan.

Cara kerja pesawat cassa yakni terbang bolak-balik Jambi-Palembang dengan membawa 1.000 kilogram garam halus. Saat terbang dari Palembang menuju Jambi, pesawat cassa  melemparkan garam ke awan sekitar daerah Musi Banyuasin Kabupaten Sumsel.

"Di bandara Jambi kita menyiapkan 10 ton garam. Dengan jumlah  itu kita membutuhkan waktu sekitar 7 hingga 10 hari. Cara ini agar tidak ada kesia-siaan jam terbang pesawat itu," katanya menjelaskan.

Upaya lain pemadam api kebakaran hutan dan lahan di Jambi kata Budi yakni dengan menambahkan kekuatan pemadaman melalui udara atau 'water bombing'.

"Pesawat Air Tractor bakal datang lagi satu unit dari Kementerian Kehutanan untuk menambah kekuatan, di samping operasi darat yang saya kira terus dilakukan," katanya.

Sementara Danrem 042/ Garuda Putih Kolonel Inf Makmur mengatakan, target pemadaman api memang ditargetkan selama 14 hari ke depan untuk menjadi bahan acuan di lapangan. Jika target belum tercapai pihaknya meminta tambahan waktu satu minggu.

"Dengan bantuan helikopter 'water bombing', personel kita yang ada dan juga masyarakat. Saya yakin 14 hari ke depan cuaca Jambi sudah kembali normal. Saya juga berharap BNPB bisa menambah armada helikopter untuk 'water bombing' di Jambi," kata Kolonel Inf Makmur.

Namun katanya, helikopter yang ada saat ini belum beroperasi secara maksimal, dikarenakan kabut asap yang tebal. Terutama pesawat AirTractor yang hingga saat ini baru beroperasi satu kali.

"Alasan pilotnya, SOP terbangnya harus visibility 2.000 meter. Kalau nunggu 2.000 meter di kondisi seperti ini ya mana ketemu. Turun 1.600 bisa, giliran terbang nunggu 2.000 meter, kan aneh," katanya.

Makmur mengungkapkan, saat ditunjuk sebagai Komandan Satgas, dirinya langsung memaksimalkan petugas yang ada. Dan menekankan kepada perusahaan-perusahaan yang lahannya terbakar untuk ikut serta membantu melakukan pemadaman.

Dia menjelaskan, pantauan satelit NOAA, titik api di Provinsi Jambi Senin nihil. Namun faktanya di lapangan masih ada empat titik api. Seperti di Kabupaten Muarojambi dua titik dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dua titik.

"Untuk kekuatan personel di lapangan, dari TNI sebanyak 360 orang, Polri 150 orang, Manggala Agni 250 orang, TRC BPBD 300 orang, masyarakat peduli api 737 orang, Rescue Basarnas 10 orang dan Dinkes 25 orang," kata Makmur menjelaskan.

Kolonel Inf Makmur juga mengungkapkan bahwa hampir 70 persen kebakaran hutan dan lahan terjadi di lahan perusahan dan perkebunan yang berkonflik.

"Mayoritas di lahan perusahaan, selebihnya masyarakat. Ke depan kita berharap pemerintah provinsi tidak lagi mengeluarkan izin HTI, khususnya di lahan gambut. Dan yang sudah ada izin saat ini untuk diverifikasi kembali," katanya.

Menurutnya, ada tiga indikator keberhasilan Satgas Karhutla Jambi, pertama bandara dapat beroperasi 24 jam penuh. Ke dua, indeks penderita ISPA menurun dan ke tiga anak sekolah tidak terganggu sekolahnya.

Sementara itu, Kapolda Jambi Brigjen Pol Lutfi Lubihanto, menegaskan bahwa institusi yang dipimpinnya terus melakukan investigasi penyebab terjadinya Karhutla di Jambi baik berdasarkan laporan masyarakat maupun dari citra satelit.

Kepolisian Daerah Jambi tengah  menyelidiki dugaan keterlibatan sejumlah perusahaan dalam kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayahnya.

"Sekarang tim penyidik masih dalam proses penyelidikan terkait adanya indikasi pihak perusahaan yang juga membakar lahan," kata Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Jambi Kompol Wirmanto .

Masyarakat tentunya berharap target waktu 14 hari itu masalah kebakaran hutan dan lahan khususnya di Jambi bisa dipadamkan, sehingga bencana asap segera berakhir dan aktivitas sekolah pulih kembali.

Kemudian, harapan  ke depan selain penegakan hukum terhadap pembakar hutan dan lahan, juga perlu upaya pencegahan agar tidak menimbulkan kebakaran yang telah berdampak munculnya kabut asap khususnya di Jambi. 

Pewarta: Oleh Azhari

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015