Sejumlah pengrajin tahu di Banda Aceh dan sekitar menutup usahanya karena semakin mahalnya harga kedelai yang menjadi bahan baku makanan tradisional tersebut.
Sekretaris Asosiasi Tahu Tempe Aceh Mulizar di Banda Aceh, Selasa, mengatakan selain harga semakin mahal, pengrajin tahu juga kesulitan mendapatkan kacang kedelai.
"Selain harga mahal, kacang kedelai juga sulit didapat. Akibatnya, sejumlah pengrajin tahu terpaksa menutup usahanya karena ketiadaan bahan baku," kata Mulizar menyebutkan.
Mulizar mengatakan harga kacang kedelai saat ini mencapai Rp11.500 per kilogram. Harga tersebut dianggap mahal karena tidak bisa ditutupi dengan harga produksi.
"Harga jual tahu sulit dinaikkan karena berdampak pada daya beli masyarakat. Kalau harga tahu dinaikkan, dikhawatirkan tidak ada yang beli. Akibatnya, ada beberapa pengrajin tahu terpaksa menghentikan usahanya," kata Mulizar.
Sedangkan pengrajin tahu yang masih bertahan, kata Mulizar, terpaksa menyiasati dengan mengurangi ukuran tahu yang diproduksi. Seperti menipiskan ketebalan hingga mengurangi bahan baku kedelai.
Kalau tidak, kata Mulizar, usaha tahu sulit bertahan. Apalagi sekarang ini masyarakat membeli tahu terus berkurang seiring langkanya minyak goreng di pasaran.
"Kami berharap pemerintah bisa membantu permasalahan dihadapi pengrajin tahu. Usaha yang bertahan hanya untuk menyelamatkan tenaga kerja saja," kata Mulizar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Sekretaris Asosiasi Tahu Tempe Aceh Mulizar di Banda Aceh, Selasa, mengatakan selain harga semakin mahal, pengrajin tahu juga kesulitan mendapatkan kacang kedelai.
"Selain harga mahal, kacang kedelai juga sulit didapat. Akibatnya, sejumlah pengrajin tahu terpaksa menutup usahanya karena ketiadaan bahan baku," kata Mulizar menyebutkan.
Mulizar mengatakan harga kacang kedelai saat ini mencapai Rp11.500 per kilogram. Harga tersebut dianggap mahal karena tidak bisa ditutupi dengan harga produksi.
"Harga jual tahu sulit dinaikkan karena berdampak pada daya beli masyarakat. Kalau harga tahu dinaikkan, dikhawatirkan tidak ada yang beli. Akibatnya, ada beberapa pengrajin tahu terpaksa menghentikan usahanya," kata Mulizar.
Sedangkan pengrajin tahu yang masih bertahan, kata Mulizar, terpaksa menyiasati dengan mengurangi ukuran tahu yang diproduksi. Seperti menipiskan ketebalan hingga mengurangi bahan baku kedelai.
Kalau tidak, kata Mulizar, usaha tahu sulit bertahan. Apalagi sekarang ini masyarakat membeli tahu terus berkurang seiring langkanya minyak goreng di pasaran.
"Kami berharap pemerintah bisa membantu permasalahan dihadapi pengrajin tahu. Usaha yang bertahan hanya untuk menyelamatkan tenaga kerja saja," kata Mulizar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022