Bahtizal, seorang pasien cuci darah (Hemodialisa) warga Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat berharap kepada manajemen RSUD Cut Nyak Dhien Meuaboh, agar dapat memberikan layanan saat bulan suci Ramadhan.
“Kalau selama ini kami harus ke Banda Aceh untuk cuci darah, mulai Ramadhan tahun ini kami berharap tidak perlu lagi ke Banda Aceh, cukup ditangani di Meulaboh saja,” kata Bahtizal kepada ANTARA, Ahad.
Menurutnya, sejak adanya kekurangan ketersediaan cairan untuk cuci darah, menyebabkan pasien yang memerlukan tindakan medis Hemodialisa terpaksa harus dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
Akibatnya, biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat lebih besar karena warga harus menyewa kontrakan kamar selama menunggu masa antrean cuci darah, serta kebutuhan sehari-hari.
“Minimal biaya yang harus kami keluarkan mencapai Rp5 juta setiap bulannya selama di Banda Aceh, hal ini ini sangat memberatkan kami sebagai pasien cuci darah,” kata Bahtizal.
Namun, apabila berobat di Aceh Barat, kata dia, maksimal biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien paling besar Rp1 juta setiap bulan, katanya menambahkan.
Untuk itu, ia berharap kepada manajemen RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, mulai Ramadhan tahun ini, warga Aceh Barat yang harus melakukan cuci darah agar dapat dilayani di daerah saja tanpa harus berobat ke Banda Aceh.
“Kami juga meminta kepada BPJS Kesehatan agar dapat memperhatikan persoalan yang kami alami selama ini, kalau harus terus cuci darah ke Banda Aceh, kami tidak mampu karena biaya yang harus dikeluarkan sangat besar,” keluh Bahtizal.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
“Kalau selama ini kami harus ke Banda Aceh untuk cuci darah, mulai Ramadhan tahun ini kami berharap tidak perlu lagi ke Banda Aceh, cukup ditangani di Meulaboh saja,” kata Bahtizal kepada ANTARA, Ahad.
Menurutnya, sejak adanya kekurangan ketersediaan cairan untuk cuci darah, menyebabkan pasien yang memerlukan tindakan medis Hemodialisa terpaksa harus dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
Akibatnya, biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat lebih besar karena warga harus menyewa kontrakan kamar selama menunggu masa antrean cuci darah, serta kebutuhan sehari-hari.
“Minimal biaya yang harus kami keluarkan mencapai Rp5 juta setiap bulannya selama di Banda Aceh, hal ini ini sangat memberatkan kami sebagai pasien cuci darah,” kata Bahtizal.
Namun, apabila berobat di Aceh Barat, kata dia, maksimal biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien paling besar Rp1 juta setiap bulan, katanya menambahkan.
Untuk itu, ia berharap kepada manajemen RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, mulai Ramadhan tahun ini, warga Aceh Barat yang harus melakukan cuci darah agar dapat dilayani di daerah saja tanpa harus berobat ke Banda Aceh.
“Kami juga meminta kepada BPJS Kesehatan agar dapat memperhatikan persoalan yang kami alami selama ini, kalau harus terus cuci darah ke Banda Aceh, kami tidak mampu karena biaya yang harus dikeluarkan sangat besar,” keluh Bahtizal.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022