Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dr Daeng M Faqih menyebutkan bahwa peserta Muktamar ke 31 di Aceh menjadi yang tertinggi sejak 20 tahun terakhir yakni mencapai 1.700 orang.
"Di Aceh ini aneh, sudah suasananya pandemi, tapi peserta resmi yang tercatat malah meningkat bukan menurun mencapai 1.700 orang," kata dr Daeng M Faqih, di Banda Aceh, Selasa malam.
Pernyataan jumlah peserta tersebut disampaikan dr Daeng M Faqih dalam sambutannya pada malam Peumulia Jame (penyambutan tamu) peserta Muktamar ke-31 IDI, Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Baca juga: Menparekraf bersama dokter Indonesia kembangkan health tourism
Daeng mengatakan, selama dirinya menjadi pengurus PB IDI sejak 20 tahun terakhir, peserta Muktamar yang tercatat resmi biasanya lebih sedikit yakni hanya berkisar antara 1.200 sampai 1.400 orang.
"Sejak saya hampir 20 tahun di PB IDI, setiap muktamar yang ikut tercatat resmi sebagai peserta sampai 1.400 ribu di luar pendamping seperti keluarga," ujarnya.
Baca juga: Gubernur berharap Muktamar IDI jadi momen transformasi digital kesehatan
Dalam kesempatan ini, Daeng mengharapkan kepada para dokter yang hadir mengikuti Muktamar di Aceh ini dapat menjaga martabat dokter Indonesia dengan mengikuti musyawarah secara baik, tertib dan aman.
Dirinya berpesan kepada para dokter untuk menumpahkan segala pikiran cerdas yang produktif dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia, sehingga kontribusi serta peran IDI semakin nyata.
"Marilah kita bermuktamar dengan baik, melahirkan hal produktif untuk layanan kesehatan di negeri ini," katanya.
Daeng juga menegaskan, niat utama seorang dokter adalah membantu masyarakat, bukan untuk disebut sebagai pahlawan, melainkan benar-benar telah menjadi pilihan. Maka ini harus didedikasikan pada pengabdian kemanusiaan.
"Terutama dokter di Aceh, jadikan ini momentum membantu segala upaya pelayanan yang ada di Aceh, membantu pemerintah dengan pendekatan kolaboratif dengan semua stakeholder demi kemaslahatan baik untuk dokter maupun masyarakat," demikian dr Daeng.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Di Aceh ini aneh, sudah suasananya pandemi, tapi peserta resmi yang tercatat malah meningkat bukan menurun mencapai 1.700 orang," kata dr Daeng M Faqih, di Banda Aceh, Selasa malam.
Pernyataan jumlah peserta tersebut disampaikan dr Daeng M Faqih dalam sambutannya pada malam Peumulia Jame (penyambutan tamu) peserta Muktamar ke-31 IDI, Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Baca juga: Menparekraf bersama dokter Indonesia kembangkan health tourism
Daeng mengatakan, selama dirinya menjadi pengurus PB IDI sejak 20 tahun terakhir, peserta Muktamar yang tercatat resmi biasanya lebih sedikit yakni hanya berkisar antara 1.200 sampai 1.400 orang.
"Sejak saya hampir 20 tahun di PB IDI, setiap muktamar yang ikut tercatat resmi sebagai peserta sampai 1.400 ribu di luar pendamping seperti keluarga," ujarnya.
Baca juga: Gubernur berharap Muktamar IDI jadi momen transformasi digital kesehatan
Dalam kesempatan ini, Daeng mengharapkan kepada para dokter yang hadir mengikuti Muktamar di Aceh ini dapat menjaga martabat dokter Indonesia dengan mengikuti musyawarah secara baik, tertib dan aman.
Dirinya berpesan kepada para dokter untuk menumpahkan segala pikiran cerdas yang produktif dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia, sehingga kontribusi serta peran IDI semakin nyata.
"Marilah kita bermuktamar dengan baik, melahirkan hal produktif untuk layanan kesehatan di negeri ini," katanya.
Daeng juga menegaskan, niat utama seorang dokter adalah membantu masyarakat, bukan untuk disebut sebagai pahlawan, melainkan benar-benar telah menjadi pilihan. Maka ini harus didedikasikan pada pengabdian kemanusiaan.
"Terutama dokter di Aceh, jadikan ini momentum membantu segala upaya pelayanan yang ada di Aceh, membantu pemerintah dengan pendekatan kolaboratif dengan semua stakeholder demi kemaslahatan baik untuk dokter maupun masyarakat," demikian dr Daeng.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022