Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tamiang mengimbau pengunjung tetap mewaspadai cuaca ekstrem di objek wisata pemandian sungai maupun pantai (laut) saat berekreasi mengisi waktu libur lebaran 1443 Hijriah.
"Untuk pengawasan kita telah siagakan dalam satu titik objek wisata dua petugas bergabung dengan personel Polri setempat," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Aceh Tamiang Yunus di Karang Baru, Sabtu.
Yunus menyebut saat ini Aceh Tamiang adalah salah satu kabupaten yang disiagakan oleh BMKG menghadapi cuaca ekstrem karena curah hujan yang tinggi. Artinya potensi banjir di Aceh Tamiang dari hilir hingga wilayah hulu, termasuk di objek wisata Gunung Pandan bisa saja terjadi.
Baca juga: Polisi patroli di objek wisata yang dipadati pengunjung
Pihaknya mengimbau kepada seluruh pengunjung wisata agar tetap waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi, karena bencana tidak pernah tau kapan akan terjadi.
"Pengunjung harus mengikuti imbauan pemerintah daerah dalam hal ini petugas BPBD, pihak kepolisian dan Tim SAR yang ada di lapangan. Supaya liburan kita, lebaran kita juga bisa tersalurkan dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka untuk itu saling mendukung. Jaga kesehatan, jaga keseimbangan dan salam tangguh, salam kemanusiaan," pesannya.
Baca juga: Objek wisata Sabang dipadati pengunjung dari luar Aceh
Datok Penghulu (Kepala Desa) Kampung Selamat, Tenggulun Suherman Bejo menyatakan beberapa hari sebelumnya Gunung Pandan sempat sepi akibat cuaca ekstrem. Akses menuju ke lokasi wisata pun terpaksa ditutup.
"Waktu itu di atas (gunung) curah hujan tinggi. Tapi saat ini pemandangan gunung setiap hari nampak dari kampung, artinya tidak sedang hujan di atas sana. Memang sejak awal tahun 2022 cuaca di Tenggulun sering hujan, tapi dengan intensitas ringan dan tidak terlalu lama," terang Suherman Bejo.
Diakui Suherman sejak lebaran kedua pengunjung sudah ramai berdatangan ke wisata Gunung Pandan. Bahkan diprediksi dua hari ini (sabtu-minggu) akan meningkat signifikan.
Baca juga: Wisatawan luar Aceh banjiri museum tsunami dan masjid raya Banda Aceh
"Selain weekend, dua hari ini libur terakhir lebaran Idul Fitri, karena hari senin-nya orang sudah masuk kerja. Kalau pengunjung didominasi dari lokal. Paling jauh dari Langsa dan Aceh Timur. Ada juga dari Langkat, Sumatera Utara, karena Tenggulun dekat dengan perbatasan Aceh-Sumut," ucapnya.
Sementara itu untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung, tahun ini pihaknya bekerja sama dangan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) telah menempatkan anak-anak muda yang sudah dilatih oleh BPBD di titik-titik yang rawan. Pihak desa tidak mau terulang kembali musibah banjir bandang pada 8 November 2021 lalu sampai menelan korban jiwa (wisatawan).
"Bentuk antisipasinya bila ada tanda-tanda turun hujan dan kondisi air sungai berubah keruh maka seluruh pengunjung diinstruksikan naik ke atas sungai oleh petugas yang sudah paham dengan kondisi alam di Gunung Pandan," tutur Suherman Bejo.
Di sisi lain, pimpinan kampung ini berharap tahun ini ada berkah ekonomi bagi pelaku UMKM kampung setempat dari peningkatan wisatawan ke Gunung Pandan, karena setelah masa pandemi COVID-19 pendapatan mereka jauh berkurang.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Untuk pengawasan kita telah siagakan dalam satu titik objek wisata dua petugas bergabung dengan personel Polri setempat," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Aceh Tamiang Yunus di Karang Baru, Sabtu.
Yunus menyebut saat ini Aceh Tamiang adalah salah satu kabupaten yang disiagakan oleh BMKG menghadapi cuaca ekstrem karena curah hujan yang tinggi. Artinya potensi banjir di Aceh Tamiang dari hilir hingga wilayah hulu, termasuk di objek wisata Gunung Pandan bisa saja terjadi.
Baca juga: Polisi patroli di objek wisata yang dipadati pengunjung
Pihaknya mengimbau kepada seluruh pengunjung wisata agar tetap waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi, karena bencana tidak pernah tau kapan akan terjadi.
"Pengunjung harus mengikuti imbauan pemerintah daerah dalam hal ini petugas BPBD, pihak kepolisian dan Tim SAR yang ada di lapangan. Supaya liburan kita, lebaran kita juga bisa tersalurkan dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka untuk itu saling mendukung. Jaga kesehatan, jaga keseimbangan dan salam tangguh, salam kemanusiaan," pesannya.
Baca juga: Objek wisata Sabang dipadati pengunjung dari luar Aceh
Datok Penghulu (Kepala Desa) Kampung Selamat, Tenggulun Suherman Bejo menyatakan beberapa hari sebelumnya Gunung Pandan sempat sepi akibat cuaca ekstrem. Akses menuju ke lokasi wisata pun terpaksa ditutup.
"Waktu itu di atas (gunung) curah hujan tinggi. Tapi saat ini pemandangan gunung setiap hari nampak dari kampung, artinya tidak sedang hujan di atas sana. Memang sejak awal tahun 2022 cuaca di Tenggulun sering hujan, tapi dengan intensitas ringan dan tidak terlalu lama," terang Suherman Bejo.
Diakui Suherman sejak lebaran kedua pengunjung sudah ramai berdatangan ke wisata Gunung Pandan. Bahkan diprediksi dua hari ini (sabtu-minggu) akan meningkat signifikan.
Baca juga: Wisatawan luar Aceh banjiri museum tsunami dan masjid raya Banda Aceh
"Selain weekend, dua hari ini libur terakhir lebaran Idul Fitri, karena hari senin-nya orang sudah masuk kerja. Kalau pengunjung didominasi dari lokal. Paling jauh dari Langsa dan Aceh Timur. Ada juga dari Langkat, Sumatera Utara, karena Tenggulun dekat dengan perbatasan Aceh-Sumut," ucapnya.
Sementara itu untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung, tahun ini pihaknya bekerja sama dangan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) telah menempatkan anak-anak muda yang sudah dilatih oleh BPBD di titik-titik yang rawan. Pihak desa tidak mau terulang kembali musibah banjir bandang pada 8 November 2021 lalu sampai menelan korban jiwa (wisatawan).
"Bentuk antisipasinya bila ada tanda-tanda turun hujan dan kondisi air sungai berubah keruh maka seluruh pengunjung diinstruksikan naik ke atas sungai oleh petugas yang sudah paham dengan kondisi alam di Gunung Pandan," tutur Suherman Bejo.
Di sisi lain, pimpinan kampung ini berharap tahun ini ada berkah ekonomi bagi pelaku UMKM kampung setempat dari peningkatan wisatawan ke Gunung Pandan, karena setelah masa pandemi COVID-19 pendapatan mereka jauh berkurang.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022