Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Besar mengimbau agar pihak sekolah memastikan makanan yang tersedia di kantin sekolah benar-benar higienis bagi anak, dalam upaya kewaspadaan dini penularan hepatitis akut misterius.
Plt Kepala Dinkes Aceh Besar Nelly Ulfianti, Sabtu, mengatakan pada umumnya anak-anak memang lebih banyak makan jajanan di sekolah ketimbang di rumah, apalagi sekolah yang menerapkan sistem full day.
“Maka pihak sekolah untuk benar-benar memperhatikan, supaya makanan yang tersedia di kantin sekolah atau lingkungan sekolah benar-benar higienis untuk anak,” kata Nelly di Aceh Besar.
Dijelaskan, kasus hepatitis akut misterius memang belum terdeteksi di Aceh Besar, bahkan Aceh. Pemerintah daerah juga belum menerima instruksi khusus untuk mengambil langkah penanggulangan penularan hepatitis akut tersebut.
Kendati demikian, setelah kasus ini terdeteksi di Indonesia dan bahkan menyebabkan beberapa anak meninggal dunia, maka sangat diperlukan sikap dalam kewaspadaan dini, salah satunya dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Kita juga perlu mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetap meningkatkan kewaspadaan,” kata Nelly.
Di tengah kondisi ini, lanjut dia, masyarakat harus selalu mencuci tangan sebelum makan, konsumsi makanan yang higienis, bersih, sehat dan menerapkan protokol kesehatan.
“Daging-daging yang dimakan juga perlu diperhatikan supaya benar-benar matang. Kemudian juga menghindari kontak dengan orang yang sakit,” katanya.
Selain mengimbau masyarakat, kata dia, pada langkah awal ini pihaknya juga mulai melakukan edukasi secara internal. Sosialisasi hepatitis akut ini sudah mulai dilakukan sejak kasus penyakit yang masih dalam penelitian ini terdeteksi di Tanah Air.
“Apalagi Aceh juga belum ada kasus ini. Namun setelah kita terima informasi ada penyakit ini maka kita semakin proteksi diri. Setiap pasien juga kalau ada gejala menjurus maka kita skrining dan pemeriksaan laboratorium,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Plt Kepala Dinkes Aceh Besar Nelly Ulfianti, Sabtu, mengatakan pada umumnya anak-anak memang lebih banyak makan jajanan di sekolah ketimbang di rumah, apalagi sekolah yang menerapkan sistem full day.
“Maka pihak sekolah untuk benar-benar memperhatikan, supaya makanan yang tersedia di kantin sekolah atau lingkungan sekolah benar-benar higienis untuk anak,” kata Nelly di Aceh Besar.
Dijelaskan, kasus hepatitis akut misterius memang belum terdeteksi di Aceh Besar, bahkan Aceh. Pemerintah daerah juga belum menerima instruksi khusus untuk mengambil langkah penanggulangan penularan hepatitis akut tersebut.
Kendati demikian, setelah kasus ini terdeteksi di Indonesia dan bahkan menyebabkan beberapa anak meninggal dunia, maka sangat diperlukan sikap dalam kewaspadaan dini, salah satunya dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Kita juga perlu mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetap meningkatkan kewaspadaan,” kata Nelly.
Di tengah kondisi ini, lanjut dia, masyarakat harus selalu mencuci tangan sebelum makan, konsumsi makanan yang higienis, bersih, sehat dan menerapkan protokol kesehatan.
“Daging-daging yang dimakan juga perlu diperhatikan supaya benar-benar matang. Kemudian juga menghindari kontak dengan orang yang sakit,” katanya.
Selain mengimbau masyarakat, kata dia, pada langkah awal ini pihaknya juga mulai melakukan edukasi secara internal. Sosialisasi hepatitis akut ini sudah mulai dilakukan sejak kasus penyakit yang masih dalam penelitian ini terdeteksi di Tanah Air.
“Apalagi Aceh juga belum ada kasus ini. Namun setelah kita terima informasi ada penyakit ini maka kita semakin proteksi diri. Setiap pasien juga kalau ada gejala menjurus maka kita skrining dan pemeriksaan laboratorium,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022