Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai mengedukasi masyarakat tentang pencegahan penyakit hepatitis akut misterius melalui kegiatan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) bagi ibu dan anak.
“Langkah yang kita ambil saat ini sudah mulai melakukan penyuluhan tentang hepatitis akut ini melalui kegiatan Posyandu di gampong-gampong,” kata Koordinator Surveilans Dinkes Aceh Barat Daya Mansuri saat dihubungi dari Banda Aceh, Jumat.
Dijelaskan, saat ini memang kasus hepatitis akut belum terdeteksi di wilayah Aceh Barat Daya. Kendati demikian, langkah preventif sudah mulai dilakukan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mencegah penyebaran.
Pihaknya juga telah menyambangi rumah sakit umum di daerah itu untuk melihat kesiapan penanganan, apabila sewaktu-waktu terdapat kasus hepatitis akut di wilayah barat selatan Aceh itu.
“Memang kasus hepatitis akut belum ada di Aceh Barat Daya, namun kami tetap melakukan langkah preventif. Kami sudah data persiapan rumah sakit untuk pemeriksaan laboratorium,” katanya.
Dalam kegiatan Posyandu itu, kata dia, Dinkes Aceh Barat Daya mengedukasi masyarakat tentang bahaya penyakit hepatitis akut, sekaligus upaya pencegahan, terutama melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Sosialisasi yang kami sampaikan tentang hepatitis akut serta upaya pencegahan melalui PHBS. Karena memang ini kasus baru, jadi belum ada jalur khusus sehingga kami mencoba masuk melalui jalur Posyandu,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga telah memerintahkan seluruh Puskesmas di daerah setempat untuk waspada. Para petugas di fasilitas kesehatan itu juga telah dibekali pengetahuan tentang penyakit yang masih terus dalam penyelidikan itu.
“Jadi apabila ada temuan kasus laporkan segera, kalau butuh rawat, maka kita rawat, kalau tidak sanggup di rumah sakit kita maka kita rujuk ke Banda Aceh,” kata Mansuri.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif mengatakan hingga saat ini di seluruh Aceh belum terdapat kasus hepatitis akut, namun pihaknya telah memerintah seluruh daerah untuk waspada dan melakukan upaya pencegahan.
“Hepatitis akut ini belum jelas bentuk virusnya, masih dalam penyelidikan. Mudah-mudahan ini tidak menyebar luas, kita harap seperti itu,” katanya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat bahwa saat ini terdapat 18 suspek dengan hepatitis akut bergejala berat di Indonesia, di mana semua suspek tersebut diketahui tidak menderita varian hepatitis A, B, C ataupun D.
Hingga kini, Kemenkes juga masih terus memantau perkembangan hepatitis akut untuk mengetahui apakah penularan dapat terjadi pada orang dewasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
“Langkah yang kita ambil saat ini sudah mulai melakukan penyuluhan tentang hepatitis akut ini melalui kegiatan Posyandu di gampong-gampong,” kata Koordinator Surveilans Dinkes Aceh Barat Daya Mansuri saat dihubungi dari Banda Aceh, Jumat.
Dijelaskan, saat ini memang kasus hepatitis akut belum terdeteksi di wilayah Aceh Barat Daya. Kendati demikian, langkah preventif sudah mulai dilakukan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mencegah penyebaran.
Pihaknya juga telah menyambangi rumah sakit umum di daerah itu untuk melihat kesiapan penanganan, apabila sewaktu-waktu terdapat kasus hepatitis akut di wilayah barat selatan Aceh itu.
“Memang kasus hepatitis akut belum ada di Aceh Barat Daya, namun kami tetap melakukan langkah preventif. Kami sudah data persiapan rumah sakit untuk pemeriksaan laboratorium,” katanya.
Dalam kegiatan Posyandu itu, kata dia, Dinkes Aceh Barat Daya mengedukasi masyarakat tentang bahaya penyakit hepatitis akut, sekaligus upaya pencegahan, terutama melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Sosialisasi yang kami sampaikan tentang hepatitis akut serta upaya pencegahan melalui PHBS. Karena memang ini kasus baru, jadi belum ada jalur khusus sehingga kami mencoba masuk melalui jalur Posyandu,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga telah memerintahkan seluruh Puskesmas di daerah setempat untuk waspada. Para petugas di fasilitas kesehatan itu juga telah dibekali pengetahuan tentang penyakit yang masih terus dalam penyelidikan itu.
“Jadi apabila ada temuan kasus laporkan segera, kalau butuh rawat, maka kita rawat, kalau tidak sanggup di rumah sakit kita maka kita rujuk ke Banda Aceh,” kata Mansuri.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif mengatakan hingga saat ini di seluruh Aceh belum terdapat kasus hepatitis akut, namun pihaknya telah memerintah seluruh daerah untuk waspada dan melakukan upaya pencegahan.
“Hepatitis akut ini belum jelas bentuk virusnya, masih dalam penyelidikan. Mudah-mudahan ini tidak menyebar luas, kita harap seperti itu,” katanya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat bahwa saat ini terdapat 18 suspek dengan hepatitis akut bergejala berat di Indonesia, di mana semua suspek tersebut diketahui tidak menderita varian hepatitis A, B, C ataupun D.
Hingga kini, Kemenkes juga masih terus memantau perkembangan hepatitis akut untuk mengetahui apakah penularan dapat terjadi pada orang dewasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022