Harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Aceh Timur mencapai Rp17 ribu per kilogram.
"Harga minyak masih bertahan Rp17 ribu per kilogram dari sebelum puasa Ramadhan 1443 Hijrah hingga hari ini, "kata Yanti, pedagang sembako, di Idi Cut, Aceh Timur, Sabtu.
Yanti mengaku harga minyak goreng curah di pasar tradisional cenderung stabil atau tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Bahkan persediaan minyak goreng cukup di pasaran.
"Sampai hari ini, tidak mengalami kenaikan maupun penurunan, mungkin karena pemerintah memutuskan untuk mencabut larangan sementara ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak goreng, sehingga pasokan dan harga minyak goreng curah stabil," kata Yanti.
Yanti mengatakan meskipun harga bertahan Rp17 ribu per kilogram, namun banyak masyarakat yang menyebutkan bahwa harga tersebut masih jauh dari kata terjangkau.
Yanti mengatakan naik turunnya harga minyak goreng tergantung daya beli tandan buah sawit (TBS). Dari sejak sebulan terakhir harga TBS Rp2.900 per kilogram menjadi Rp1.900 per kilogram.
"Kami selaku pedang maka akan menjual berbagai jenis barang sesuai dengan modal. Di saat modal rendah maka tentu harga jual juga rendah, begitu juga sebaliknya," kata Yanti.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan UKM Kabupaten Aceh Timur, Ahmad membenarkan perihal harga minyak goreng. Begitu juga sejumlah sembako lainnya saat ini relatif stabil.
"Saat ini sejumlah harga bahan pokok stabil. Begitu juga minyak goreng termasuk stabil karena daya beli kelapa sawit sedang turun, namun tidak tertutup kemungkinan harga sawit akan merangkak naik kembali seiring larangan ekspor minyak goreng dicabut," kata Ahmad.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Harga minyak masih bertahan Rp17 ribu per kilogram dari sebelum puasa Ramadhan 1443 Hijrah hingga hari ini, "kata Yanti, pedagang sembako, di Idi Cut, Aceh Timur, Sabtu.
Yanti mengaku harga minyak goreng curah di pasar tradisional cenderung stabil atau tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Bahkan persediaan minyak goreng cukup di pasaran.
"Sampai hari ini, tidak mengalami kenaikan maupun penurunan, mungkin karena pemerintah memutuskan untuk mencabut larangan sementara ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak goreng, sehingga pasokan dan harga minyak goreng curah stabil," kata Yanti.
Yanti mengatakan meskipun harga bertahan Rp17 ribu per kilogram, namun banyak masyarakat yang menyebutkan bahwa harga tersebut masih jauh dari kata terjangkau.
Yanti mengatakan naik turunnya harga minyak goreng tergantung daya beli tandan buah sawit (TBS). Dari sejak sebulan terakhir harga TBS Rp2.900 per kilogram menjadi Rp1.900 per kilogram.
"Kami selaku pedang maka akan menjual berbagai jenis barang sesuai dengan modal. Di saat modal rendah maka tentu harga jual juga rendah, begitu juga sebaliknya," kata Yanti.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan UKM Kabupaten Aceh Timur, Ahmad membenarkan perihal harga minyak goreng. Begitu juga sejumlah sembako lainnya saat ini relatif stabil.
"Saat ini sejumlah harga bahan pokok stabil. Begitu juga minyak goreng termasuk stabil karena daya beli kelapa sawit sedang turun, namun tidak tertutup kemungkinan harga sawit akan merangkak naik kembali seiring larangan ekspor minyak goreng dicabut," kata Ahmad.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022