Kutacane (ANTARA Aceh) - Kepala Dinas Pendidikan Aceh Hasanuddin Darjo menyatakan keprihatinannya para pelajar di Kabupaten Aceh Tenggara jarang sekali berkunjung ke perpustakaan, sehingga buku-buku bacaan yang ada disitu jadi "mubazir" atau tidak ada manfaatnya.
"Sepertinya buku di perpustakaan di sekolah-sekolah di Aceh Tenggara ini tidak ada yang baca. Ini sangat disayangkan," katanya saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Aceh Tenggara, Kamis.
Hasanuddin mengatakan berdasarkan sidak ke sejumlah perpustakaan sekolah di Aceh Tenggara, dirinya menemukan buku-buku yang tidak dipegang oleh siswa dan menemukan sejumlah tanda bahwa perpustakaan di sini tidak di kunjungi oleh siswa-siswi.
Di hadapan sejumlah kepala sekolah dirinya juga mengatakan guru adalah dokternya pendidikan dan UPTD PPMG adalah klinik pendidikan guru, siapapun yang menderita sakit kalau ingin sembuh, pasti yang pertama-tama dilakukan memanjatkan doa kesembuhan kepada Alllah SWT dan berikutnya mencari dokter.
"Untuk apa mencari dokter? Karena dokter merupakan tenaga ahli profesional yang mampu mendiagnosis atau mendeteksi penyebab timbulnya penyakit, memastikan jenis penyakit dan obat penyembuhannya. Semakin cakap dan profesional seorang dokter semakin banyak orang datang berobat padanya," kata Hasanuddin memberi tamsilan.
Ia menyatakan, menurut laporan dan informasi yang diterima dan semua mengetahui bahwa hasil UKG dan UN tahun 2015 posisi pendidikan di Aceh masih berada pada posisi yang sangat memprihatinkan, yaitu pada peringkat 31 secara nasional atau urutan tiga dari bawah.
"Walau semua itu bukan suatu ukuran mutlak penilaian, masih banyak indikator lain yang saling mempengaruhi. Tidak usah berpolemik, yang penting setiap input yang kita terima harus dijadikan motivasi dan menjadi titik pijak evaluasi untuk mewujudkan pendidikan Aceh menjadi lebih baik lagi," ujar dia.
"Siapa yang melakukan hal itu, tidak mungkin datang orang lain dari luar sana atau dimanapun kecuali kita-kita semua yang telah memilih dan terpilih menjadi orang yang bertanggung jawab mengelola pendidikan Aceh," tegas dia lagi.
"Sepertinya buku di perpustakaan di sekolah-sekolah di Aceh Tenggara ini tidak ada yang baca. Ini sangat disayangkan," katanya saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Aceh Tenggara, Kamis.
Hasanuddin mengatakan berdasarkan sidak ke sejumlah perpustakaan sekolah di Aceh Tenggara, dirinya menemukan buku-buku yang tidak dipegang oleh siswa dan menemukan sejumlah tanda bahwa perpustakaan di sini tidak di kunjungi oleh siswa-siswi.
Di hadapan sejumlah kepala sekolah dirinya juga mengatakan guru adalah dokternya pendidikan dan UPTD PPMG adalah klinik pendidikan guru, siapapun yang menderita sakit kalau ingin sembuh, pasti yang pertama-tama dilakukan memanjatkan doa kesembuhan kepada Alllah SWT dan berikutnya mencari dokter.
"Untuk apa mencari dokter? Karena dokter merupakan tenaga ahli profesional yang mampu mendiagnosis atau mendeteksi penyebab timbulnya penyakit, memastikan jenis penyakit dan obat penyembuhannya. Semakin cakap dan profesional seorang dokter semakin banyak orang datang berobat padanya," kata Hasanuddin memberi tamsilan.
Ia menyatakan, menurut laporan dan informasi yang diterima dan semua mengetahui bahwa hasil UKG dan UN tahun 2015 posisi pendidikan di Aceh masih berada pada posisi yang sangat memprihatinkan, yaitu pada peringkat 31 secara nasional atau urutan tiga dari bawah.
"Walau semua itu bukan suatu ukuran mutlak penilaian, masih banyak indikator lain yang saling mempengaruhi. Tidak usah berpolemik, yang penting setiap input yang kita terima harus dijadikan motivasi dan menjadi titik pijak evaluasi untuk mewujudkan pendidikan Aceh menjadi lebih baik lagi," ujar dia.
"Siapa yang melakukan hal itu, tidak mungkin datang orang lain dari luar sana atau dimanapun kecuali kita-kita semua yang telah memilih dan terpilih menjadi orang yang bertanggung jawab mengelola pendidikan Aceh," tegas dia lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016