Kota Gaza (ANTARA Aceh) - Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) baru-baru ini menyatakan konferensi internasional untuk menangani pembangunan kembali di Jalur Gaza akan diselenggarakan di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, dalam waktu 10 hari.
Selama satu taklimat, Direktur Operasi UNRWA di Jalur Gaza Bo Schack mengumumkan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah akan memimpin konferensi tersebut pada 13 April.
Ia menambahkan PBB dan negara donor akan ikut dalam konferensi itu bersama dengan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) dan negara lain yang secara independen melaksanakan proyek di Jalur Gaza.
Schack mengatakan, "Konferensi tersebut sangat penting sebab itu adalah satu-satunya cara setelah konferensi Pembangunan Kembali jalur Gaza yang diselenggarakan di Mesir pada Oktober 2014." Ia menjelaskan konferensi itu akan menangani masalah pembangunan kembali, penghalang yang dihadapi oleh UNRWA serta situasi keuangannya.
Ia menambahkan konferensi tersebut "akan menangani keperluan, masalah, ketentuan dan penyelesaian krisis ini", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. Pada Oktober 2014, satu konferensi internasional mengenai pembangunan kembali Jalur Gaza diselenggarakan di Kairo, Mesir, tempat masyarakat donor internasional menjanjikan 5,4 miliar dolar AS buat proyek tersebut.
Namun, Pemerintah Palestina menyatakan PNA baru menerima 28 persen dari jumlah yang dijanjikan itu.
Meskipun begitu, Shack menyatakan ada kemajuan dan mengatakan UNRWA masih memiliki dana dari Jerman buat pembangunan kembali 2.000 rumah.
Selain itu, 700 keluarga menerima angsuran keuangan buat pembangunan kembali rumah mereka, dan pemilik 70.000 rumah yang rusak ringan menerima dana buat perbaikan.
Schack juga mengungkapkan ada perundingan yang sedang berlangsung dengan pemerintah Israel mengenaimasalah larangan impor semen ke Jalur Gaza, dan mengharapkan penyelesaian cepat faktor penting tersebut.
Para pejabat Palestina mengatakan pada Sabtu (2/4) penguasa Israel secara tiba-tiba menghentikan impor barang pembangunan ke sektor swasta Palestina, dan menyatakan masalah itu mengancam rencana pembangunan kembali Jalur Gaza.
Pada 2014, militer Israel melancarkan agresi militer besar udara dan darat terhadap jalur Gaza selama 50 hari, menewaskan 2.200 orang Palestina dan melukai lebih dari 11.000 orang lagi.
Serangan itu juga mengakibatkan kerusakan besar pada rumah, sektor prasarana, pertanian dan industri.
(Uu.C003)
Selama satu taklimat, Direktur Operasi UNRWA di Jalur Gaza Bo Schack mengumumkan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah akan memimpin konferensi tersebut pada 13 April.
Ia menambahkan PBB dan negara donor akan ikut dalam konferensi itu bersama dengan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) dan negara lain yang secara independen melaksanakan proyek di Jalur Gaza.
Schack mengatakan, "Konferensi tersebut sangat penting sebab itu adalah satu-satunya cara setelah konferensi Pembangunan Kembali jalur Gaza yang diselenggarakan di Mesir pada Oktober 2014." Ia menjelaskan konferensi itu akan menangani masalah pembangunan kembali, penghalang yang dihadapi oleh UNRWA serta situasi keuangannya.
Ia menambahkan konferensi tersebut "akan menangani keperluan, masalah, ketentuan dan penyelesaian krisis ini", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. Pada Oktober 2014, satu konferensi internasional mengenai pembangunan kembali Jalur Gaza diselenggarakan di Kairo, Mesir, tempat masyarakat donor internasional menjanjikan 5,4 miliar dolar AS buat proyek tersebut.
Namun, Pemerintah Palestina menyatakan PNA baru menerima 28 persen dari jumlah yang dijanjikan itu.
Meskipun begitu, Shack menyatakan ada kemajuan dan mengatakan UNRWA masih memiliki dana dari Jerman buat pembangunan kembali 2.000 rumah.
Selain itu, 700 keluarga menerima angsuran keuangan buat pembangunan kembali rumah mereka, dan pemilik 70.000 rumah yang rusak ringan menerima dana buat perbaikan.
Schack juga mengungkapkan ada perundingan yang sedang berlangsung dengan pemerintah Israel mengenaimasalah larangan impor semen ke Jalur Gaza, dan mengharapkan penyelesaian cepat faktor penting tersebut.
Para pejabat Palestina mengatakan pada Sabtu (2/4) penguasa Israel secara tiba-tiba menghentikan impor barang pembangunan ke sektor swasta Palestina, dan menyatakan masalah itu mengancam rencana pembangunan kembali Jalur Gaza.
Pada 2014, militer Israel melancarkan agresi militer besar udara dan darat terhadap jalur Gaza selama 50 hari, menewaskan 2.200 orang Palestina dan melukai lebih dari 11.000 orang lagi.
Serangan itu juga mengakibatkan kerusakan besar pada rumah, sektor prasarana, pertanian dan industri.
(Uu.C003)
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016