Setiap tanggal 6 Agustus, kerap diperingati sebagai hari jadi Bank Aceh. Kini perbankan yang sahamnya mayoritas milik Pemerintah Aceh itu, di tahun 2022 usianya telah beranjak 49 tahun.
Situasi pandemi yang masih mengkhawatirkan, manajemen memilih peringatan sederhana. Namun, kesederhanaan perayaan ulang tahun ke-49 itu, tidak menghilangkan makna capaian dan kinerja Bank Aceh saat ini.
Direktur Bank Aceh Haizir Sulaiman, dalam sambutannya saat peringatan HUT Bank Aceh mengatakan, saat ini, perbankan daerah ini masih menjadi penguasa pasar di provinsi ujung barat Sumatra tersebut. Predikat market leader yang dipegang bank daerah itu, di topang oleh prestasi yang moncer, bersinar, dan berkontribusi penting bagi pembangunan perekonomian di daerah berjuluk serambi mekkah itu.
Dengan aset senilai Rp52 triliun, menempatkan Bank Aceh sebagai perbankan nomor tiga di Indonesia dalam hal aset perbankan syariah. Karena itu, eksistensi Bank Aceh kedepannya tidak Hanya bicara tentang lembaga keuangan semata, tapi soal gagasan, dan visi, serta cita-cita besar membangun arsitektur ekonomi syariah di Aceh dan nasional.
Keberhasilan Bank Aceh dalam menjalankan bisnis syariahnya usai konversi, sambung Haizir, telah mendorong bank daerah lain di Indonesia untuk ikut jejak serupa. Provinsi NTB, Kepri, telah mengubah platform bisnisnya ke syariah, dan menyusul Bengkulu dalam waktu dekat.
Di usianya yang ke-49, sambung Haizir, Bank Aceh telah tumbuh menjadi perbankan yang kuat, tangguh, dan menjadi pemimpin industri perbankan di daerah ini. Indikatornya, saat ini, 54 persen atau Rp29,4 triliun aset perbankan di Aceh dikuasai oleh Bank Aceh, kemudian 62 persen atau setara Rp24 triliun dana pihak ketiga juga terdapat di bank Aceh, dan pembiayaan mencapai 52 persen atau setara Rp16,3 triliun.
Sementara itu, hingga periode Juli, Bank Aceh telah berhasil membukukan aset sebesar Rp29,4 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,5 persen dibanding tahun sebelumnya (YoY), sementara itu, DPK tercatat sebesar Rp25 triliun tumbuh 10%, dan pembiayaan sebesar Rp 16,8 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 7%.
Pelaksanaan HUT Bank Aceh juga turut menggelar kegiatan bakti sosial di sejumlah lembaga sosial seperti Blood for Life (BFLF) Indonesia, Darah untuk Aceh, Rumah Singgah Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), dan Dayah Mini Tibang.
Selain Direktur Utama, Haizir Sulaiman, pemberian bantuan sosial dilakukan oleh seluruh direksi Bank Aceh, Direktur Operasional, Lazuardi, Direktur Bisnis, Bob Rinaldy, Direktur Dana dan Jasa, Amal Hasan, dan Direktur Kepatuhan, Yusmaldiansyah. Penyerahan bantuan turut diikuti oleh seluruh Pemimpin Divisi dan Perkumpulan Istri Karyawan Bank Aceh Syariah (Pikabas). (**)
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Situasi pandemi yang masih mengkhawatirkan, manajemen memilih peringatan sederhana. Namun, kesederhanaan perayaan ulang tahun ke-49 itu, tidak menghilangkan makna capaian dan kinerja Bank Aceh saat ini.
Direktur Bank Aceh Haizir Sulaiman, dalam sambutannya saat peringatan HUT Bank Aceh mengatakan, saat ini, perbankan daerah ini masih menjadi penguasa pasar di provinsi ujung barat Sumatra tersebut. Predikat market leader yang dipegang bank daerah itu, di topang oleh prestasi yang moncer, bersinar, dan berkontribusi penting bagi pembangunan perekonomian di daerah berjuluk serambi mekkah itu.
Dengan aset senilai Rp52 triliun, menempatkan Bank Aceh sebagai perbankan nomor tiga di Indonesia dalam hal aset perbankan syariah. Karena itu, eksistensi Bank Aceh kedepannya tidak Hanya bicara tentang lembaga keuangan semata, tapi soal gagasan, dan visi, serta cita-cita besar membangun arsitektur ekonomi syariah di Aceh dan nasional.
Keberhasilan Bank Aceh dalam menjalankan bisnis syariahnya usai konversi, sambung Haizir, telah mendorong bank daerah lain di Indonesia untuk ikut jejak serupa. Provinsi NTB, Kepri, telah mengubah platform bisnisnya ke syariah, dan menyusul Bengkulu dalam waktu dekat.
Di usianya yang ke-49, sambung Haizir, Bank Aceh telah tumbuh menjadi perbankan yang kuat, tangguh, dan menjadi pemimpin industri perbankan di daerah ini. Indikatornya, saat ini, 54 persen atau Rp29,4 triliun aset perbankan di Aceh dikuasai oleh Bank Aceh, kemudian 62 persen atau setara Rp24 triliun dana pihak ketiga juga terdapat di bank Aceh, dan pembiayaan mencapai 52 persen atau setara Rp16,3 triliun.
Sementara itu, hingga periode Juli, Bank Aceh telah berhasil membukukan aset sebesar Rp29,4 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,5 persen dibanding tahun sebelumnya (YoY), sementara itu, DPK tercatat sebesar Rp25 triliun tumbuh 10%, dan pembiayaan sebesar Rp 16,8 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 7%.
Pelaksanaan HUT Bank Aceh juga turut menggelar kegiatan bakti sosial di sejumlah lembaga sosial seperti Blood for Life (BFLF) Indonesia, Darah untuk Aceh, Rumah Singgah Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), dan Dayah Mini Tibang.
Selain Direktur Utama, Haizir Sulaiman, pemberian bantuan sosial dilakukan oleh seluruh direksi Bank Aceh, Direktur Operasional, Lazuardi, Direktur Bisnis, Bob Rinaldy, Direktur Dana dan Jasa, Amal Hasan, dan Direktur Kepatuhan, Yusmaldiansyah. Penyerahan bantuan turut diikuti oleh seluruh Pemimpin Divisi dan Perkumpulan Istri Karyawan Bank Aceh Syariah (Pikabas). (**)
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022