Kualasimpang, (ANTARA Aceh) - Hamdan Sati, lelaki paruh baya itu terlihat lusuh ketika wartawan bertamu di rumah dinasnya di Jalan Kesehatan Kedai Besi, Kacamtan Karang Baru. Dengan mengenakan kemeja dan terusan sarung kotak-kotak hitam, tampak sedikit lebih santai.

Hamdan menyilahkan masuk serta duduk di serambi muka rumah dinasnya. "Ada yang bisa saya bantu?," sapa lelaki gempal hitam manis, yang tak lain adalah Bupati Aceh Tamiang (Atam). 

Kertas selembar yang disodorkan kepadanya, questioner, berupa lembaran pertanyaan, Hamdan senyum dan  mangut-mangut faham maksud kedatangan tamunya.

"Memang tugas berat saya, untuk memerdekakan warga Aceh Tamiang bisa baca tulis, saya akui dari jumlah penduduk Atam yang mencapai 300 ribu jiwa, sedikitnya 5.232 orang masih buta huruf, mereka harus kita merdekakan," tegas Hamdan.

Hamdan mulai mengisahkan, bahwa berdasarkan data statistik dan pendidikan, tercatat sedikitnya 5.232 orang warga  masih buta huruf, 13.017 orang warga putus sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang. 

Dari angka itu ternyata Kecamatan Bendahara menduduki posisi angka tertinggi buta huruf, tercatat  1.164 orang, sementara Kecamatan Seruway berada diposisi puncak angka putus sekolah mencapai 3.154 orang.

Selain itu, data tahun 2010 menyebutkan angka buta huruf usia 7-12 tahun berdasarkan jenis kelamin; laki-laki 663 orang dan perempuan 716 orang, sedangkan buta huruf warga yang berusia lebih 12 tahun tercatat laki-laki 1.579 orang dan perempuan 2.274 orang, sehingga total keseluruhannya yang buta huruf di Aceh Tamiang mencapai 5.232 orang.

"Sesuai dengan visi dan misi saya, sekali lagi saya katakan, merupakan tugas maha berat, yang harus kita tanggulangi secara bersama-sama, dalam memberantas buta huruf di Atam. Caranya, itu tadi, membuka kelas sekolah Luar Biasa (LB), pustaka keliling harus digalakan, memberikan ruang gerak bagi masyarakat untuk gemar membaca, ini yang harus kita ciptakan," ujar Bupati.

Dari jumlah 5.232 orang itu, sebutnya, Kecamatan Bendahara menduduki posisi teratas warga yang buta huruf mencapai 1.164 orang, Kecamatan Seruway 855 orang, Kecamatan Manyak Payed 676 orang, Rantau 510 orang, Banda Mulia 496 orang, Sekerak 350 orang, Kejuruan Muda 326 orang, Tamiang Hulu 265 orang, Kota Kualasimpang 261 orang, Bandar Pusaka 230 orang, Tenggulun 70 orang dan Karang Baru 29 orang.

Perbandingannya laki-laki dengan perempuan berusia 7-12 tahun yang masih buta huruf, ternyata lebih banyak kaum perempuan yang buta huruf angkanya mencapai 716 orang, sedangkan laki-laki 663 orang. Sedangkan yang buta huruf berusia lebih 12 tahun, kaum laki-laki angkanya hanya 1.579 orang, sedangkan kaum perempuan angkanya mencapai 2.274 orang.

Dijelaskan angka warga yang putus sekolah tingkat SD, SMP dan SMA mencapai posisi teratas di Kecamatan Seruway yaitu 3.154 orang, lalu kecamatan Karang Baru 1.764 orang, Rantau 1.489 orang, Kejuruan Muda 1.377 orang, Manyak Payed 1.366 orang, Tamiang Hulu 795 orang, Bendahara 697 orang, Bandar Pusaka 679 orang, Sekerak 673 orang, Kota Kualasimpang 637 orang,Tenggulun 245 orang dan Banda Mulia 111 orang.

"Saya sedang melakukan pendataan bersama SKPK terkait. Melalui program belajar yang diselenggarakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang jumlahnya ada 15 PKBM tersebar di beberapa kecamatan; Seruway, Bendahara, Karang Baru, Rantau, Kejuruan Muda, Manyak Payed, Banda Mulia, Tamiang Hulu dan Bandar Pusaka. Ini bertujuan untuk memberantas buta huruf tadi," jelas Hamdan.

Kitik Saya

Hamdan juga membuka seluas-luas peran serta masyarakat untuk mengritik dirinya, demi pembangunan sektor pendidikan. "Beri saya ktirikan yang tajam, untuk memicu dan mengingatkan kalau saya alpa," katanya sembari menambahkan dirinya menunggu masukan dari para guru aktif dan mantan guru (purna bakti) dalam upaya pembangunan pendidikan di kabupaten ini secara menyeluruh sehingga bisa lebih maju kedepannya.

Dikatakan; tugas pokok guru adalah mencerdaskan generasi Aceh Tamiang dan saya merasa bangga dengan prestasi yang diraih mahasiswa Pendidikan Diluar Domisili (PDD) Institut Pertanian Bogor (IPB) Akademi Komunitas (AK) Aceh Tamiang yang mendapat prediket terbaik dalam wisuda yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Bogor.

Dijelaskan, semua daerah dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang sudah terjangkau untuk pelyanan pendidikan sembilan tahun, tetapi Pemerintah Daerah terus bekerja dan berupaya semaksimal mungkin terhadap daerah yang memang belum terakomodir dengan baik bagi kelangsungan pendidikan daerah tersebut.

"Kita akan bangun fasilitas bagi tenaga pengajar untuk kawasan terpencil atau pedalaman, karena itu saran dan kritikan sangat sangat penting disampaikan sehingga program yang dicanangkan bisa berjalan sesuai kebutuhannya," katanya.

Bahwa ada kehebatan lain dilakukan Dinas Pendidikan Aceh Tamiang seperti masuknya Aceh Tamiang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional sebagai kawasan perhatian investasi halal food.

Karena itu, Hamdan Sati memberikan apresiasi bagi guru dan Disdik Aceh Tamiang yang telah mencoba membawa arah perubahan terhadap dunia pendidikan di kabupaten ini.

"Saya menekankan jangan sampai terdengar dipublik bahwa ada anak Aceh Tamiang yang tidak bisa menmba ilmu pendidikan dibangku sekolah," tegasnya.

Pewarta: Syawaluddin

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016