Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara mencatat seluas 2.834 hektare lahan tanaman padi mengalami puso atau gagal panen akibat banjir yang melanda daerah itu awal Oktober lalu. 

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara Erwandi di Lhokseumawe, Rabu, mengatakan total sawah yang terendam banjir mencapai 5.999,2 hektare.

"Dari 5.999,2 hektare sawah terendam banjir, 2.834 hektare tanaman padi di antaranya mengalami puso atau gagal panen. Banjir disebabkan tingginya intensitas hujan yang menyebabkan sejumlah sungai meluap di Aceh Utara," kata Erwandi.

Erwandi merincikan dari 2.834 hektare lahan yang puso tersebut terdiri 2.085 hektare dengan tanaman siap panen, dan 749 hektare lainnya persemaian padi.

"Rata-rata tanaman padi yang mengalami puso berusia 10 hingga 110 hari. Kerugian petani padi akibat banjir diperkirakan mencapai Rp28,5 miliar yang tersebar di 12 kecamatan," kata Erwandi. 

Selain padi, beberapa komoditas lainnya yang gagal panen akibat banjir yakni tanaman cabai merah seluas 7,5 hektare dengan kerugian mencapai Rp108 juta dan kedelai seluas 20,5 hektare dengan kerugian Rp102,5 juta.

Berikutnya, jagung seluas empat hektare dengan kerugian Rp20 juta, kacang panjang seluas 3,5 hektare dengan kerugian Rp17,5 juta, mentimun seluas 1,7 hektare dengan kerugian Rp8,5 juta serta terong seluas 0,5 hektare dengan kerugian Rp2,5 juta. 

"Jadi total kerugian sektor pertanian akibat banjir di Kabupaten Aceh Utara awal Oktober lalu mencapai Rp29,1 miliar," kata Erwandi. 

Erwandi mengatakan pihaknya melalui penyuluh pertanian terus menyosialisasikan kepada petani agar memperhitungkan waktu memulai musim taman agar terhindar musim penghujan yang berpotensi banjir.

"Dinas Pertanian Aceh Utara sudah melakukan permohonan ke pemerintah pusat untuk fasilitasi benih dan asuransi usaha tani padi sawah untuk para petani yang terdampak banjir," kata Erwandi.
 

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022