Ketua DPW Nasdem Aceh Teuku Taufiqulhadi menyampaikan permohonan maaf dan menarik kembali pernyataannya terkait permintaan ke pemerintah pusat untuk menghadirkan bank konvensional ke Bumi Serambi Mekah itu.
"Baik sebagai pribadi, sebagai putra Aceh, maupun selaku Ketua DPW Partai Nasdem Aceh, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-sebesarnya kepada segenap masyarakat," kata Taufiqulhadi dalam keterangannya di Banda Aceh, Sabtu.
Secara khusus, permintaan maaf tersebut disampaikan Taufiqulhadi kepada para pemuka agama dan para penjaga syariat, baik di Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh maupun di wadah-wadah lainnya atas pernyataannya terkait polemik bank konvensional.
"Kami merasa telah khilaf dengan menyampaikan pandangan yang ternyata begitu sensitif bagi rakyat Aceh tersebut," ujar Teuku Taufiqulhadi.
Ia menjelaskan, apa yang menjadi dasar pemikiran dari pernyataan itu hanya semata-maya perbaikan pelayanan perbankan di Aceh yang memenuhi ketentuan syariah secara kaffah serta mampu bersaing dengan perbankan konvensional dalam menghadapi tantangan ekonomi global nantinya.
"Bahwa pernyataannya kami di media terkait hal tersebut adalah dari diri pribadi, dan tidak terkait dengan pihak mana pun, bahkan tidak merepresentasikan Partai Nasdem secara organisasional," kata Taufiqulhadi.
Sebelumnya, Teuku Taufiqulhadi berharap kepada pemerintah pusat untuk memprakarsai kembali bank konvensional ke Aceh sebagai upaya mengatasi masalah permasalahan ekonomi di Tanah Rencong.
"Saya harap pemerintah pusat mempertimbangkan kembali untuk hadirnya bank-bank konvensional ke Aceh," kata Taufiqulhadi.
Taufiq mengatakan, kekosongan bank-bank konvensional di Aceh seperti Mandiri, BNI, BRI dan lainnya dinilai mengganggu upaya masyarakat Aceh sendiri untuk keluar dari problem ekonomi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Baik sebagai pribadi, sebagai putra Aceh, maupun selaku Ketua DPW Partai Nasdem Aceh, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-sebesarnya kepada segenap masyarakat," kata Taufiqulhadi dalam keterangannya di Banda Aceh, Sabtu.
Secara khusus, permintaan maaf tersebut disampaikan Taufiqulhadi kepada para pemuka agama dan para penjaga syariat, baik di Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh maupun di wadah-wadah lainnya atas pernyataannya terkait polemik bank konvensional.
"Kami merasa telah khilaf dengan menyampaikan pandangan yang ternyata begitu sensitif bagi rakyat Aceh tersebut," ujar Teuku Taufiqulhadi.
Ia menjelaskan, apa yang menjadi dasar pemikiran dari pernyataan itu hanya semata-maya perbaikan pelayanan perbankan di Aceh yang memenuhi ketentuan syariah secara kaffah serta mampu bersaing dengan perbankan konvensional dalam menghadapi tantangan ekonomi global nantinya.
"Bahwa pernyataannya kami di media terkait hal tersebut adalah dari diri pribadi, dan tidak terkait dengan pihak mana pun, bahkan tidak merepresentasikan Partai Nasdem secara organisasional," kata Taufiqulhadi.
Sebelumnya, Teuku Taufiqulhadi berharap kepada pemerintah pusat untuk memprakarsai kembali bank konvensional ke Aceh sebagai upaya mengatasi masalah permasalahan ekonomi di Tanah Rencong.
"Saya harap pemerintah pusat mempertimbangkan kembali untuk hadirnya bank-bank konvensional ke Aceh," kata Taufiqulhadi.
Taufiq mengatakan, kekosongan bank-bank konvensional di Aceh seperti Mandiri, BNI, BRI dan lainnya dinilai mengganggu upaya masyarakat Aceh sendiri untuk keluar dari problem ekonomi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022