Sebagian besar warga Kabupaten Aceh Tamiang yang mengungsi sudah bisa pulang membersihkan rumah masing-masing setelah banjir yang melanda wilayah itu sejak sepekan terakhir sudah mulai surut.
Siti Rahma Hasibuan (60) warga Kampung Durian, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang di kampungnya, Selasa, mengatakan banjir menyisakan endapan lumpur tebal di rumahnya. Sementara perabotan rumah juga banyak yang rusak. Kampung Durian adalah salah satu yang terparah diterjang banjir mencapai 1-1,5 meter merendam permukiman.
"Sisa lumpur banjir sejengkal ada, terpaksa pakai cangkul bersihkannya. Rumah kami kemarin terendam 1 meter lebih, setelah enam hari baru surut," tutur Siti Rahama.
Selama banjir merendam rumahnya, Siti Rahma bersama keluarga terpaksa mengungsi ke tempat aman bersama warga lainnya.
Baca juga: 4.703 hektare padi di Aceh Tamiang terancam puso
Hal senada dikatakan Bahrul (43) warga Desa Bundar, Kecamatan Karang Baru juga baru saja selesai membersihkan rumah.
"Sudah dua hari saya bersihkan rumah. Sisa lumpurnya lengket sulit dibersihkan," kata Bahrul.
Sementara dia mengaku tidak sempat mengevakuasi barang-barang ketika banjir merendam kompleks rumahnya. Alhasil barang-barang seperti sofa, lemari dan tempat tidur rusak terendam.
"Kalau barang-barang sudah pasti rusak, karena di sini sejak dari hari kedua banjir air sudah masuk rumah. Di komplek ini airnya sampai sepinggang kita," ucap pemilik warkop corner coffe di Karang Baru ini.
Baca juga: Banjir Aceh Tamiang menjadi perhatian nasional, Kepala BNPB akan tinjau tanggul jebol
Sementara itu personel Polsek Tamiang Hulu Polres Aceh Tamiang melakukan pembersihan ke sekolah-sekolah yang terdampak banjir. Pembersihan kotoran bekas banjir menggunakan mesin semprot doorsmeer.
Kepala Pospol Bandar Pusaka Polsek Tamiang Hulu Aipda Nur Asman mengatakan bencana banjir telah mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana umum, termasuk dunia pendidikan dan telah menghambat kegiatan belajar mengajar.
Baca juga: Pj Bupati Aceh Barat laporkan persoalan banjir ke pemerintah pusat
"Kami membersihkan SMPN 2 Tamiang Hulu agar seluruh fasilitas sekolah bisa digunakan dan proses belajar mengajar cepat pulih kembali," kata Nur Asman.
Juru bicara Pemkab Aceh Tamiang Agusliayana Devita menyatakan banjir dibeberapa kecamatan sudah surut. Dari 141 kampung terendam banjir kini tinggal 132 kampung, sedangkan dari 80 kampung terisolir turun tinggal 43 kampung hanya tersebar di lima kecamatan saja.
"Yang masih tinggi airnya ada di Kecamatan Banda Mulia, Bendahara dan sebagian wilayah Rantau, selebihnya di sembilan kecamatan sudah surut," kata Devita.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Siti Rahma Hasibuan (60) warga Kampung Durian, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang di kampungnya, Selasa, mengatakan banjir menyisakan endapan lumpur tebal di rumahnya. Sementara perabotan rumah juga banyak yang rusak. Kampung Durian adalah salah satu yang terparah diterjang banjir mencapai 1-1,5 meter merendam permukiman.
"Sisa lumpur banjir sejengkal ada, terpaksa pakai cangkul bersihkannya. Rumah kami kemarin terendam 1 meter lebih, setelah enam hari baru surut," tutur Siti Rahama.
Selama banjir merendam rumahnya, Siti Rahma bersama keluarga terpaksa mengungsi ke tempat aman bersama warga lainnya.
Baca juga: 4.703 hektare padi di Aceh Tamiang terancam puso
Hal senada dikatakan Bahrul (43) warga Desa Bundar, Kecamatan Karang Baru juga baru saja selesai membersihkan rumah.
"Sudah dua hari saya bersihkan rumah. Sisa lumpurnya lengket sulit dibersihkan," kata Bahrul.
Sementara dia mengaku tidak sempat mengevakuasi barang-barang ketika banjir merendam kompleks rumahnya. Alhasil barang-barang seperti sofa, lemari dan tempat tidur rusak terendam.
"Kalau barang-barang sudah pasti rusak, karena di sini sejak dari hari kedua banjir air sudah masuk rumah. Di komplek ini airnya sampai sepinggang kita," ucap pemilik warkop corner coffe di Karang Baru ini.
Baca juga: Banjir Aceh Tamiang menjadi perhatian nasional, Kepala BNPB akan tinjau tanggul jebol
Sementara itu personel Polsek Tamiang Hulu Polres Aceh Tamiang melakukan pembersihan ke sekolah-sekolah yang terdampak banjir. Pembersihan kotoran bekas banjir menggunakan mesin semprot doorsmeer.
Kepala Pospol Bandar Pusaka Polsek Tamiang Hulu Aipda Nur Asman mengatakan bencana banjir telah mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana umum, termasuk dunia pendidikan dan telah menghambat kegiatan belajar mengajar.
Baca juga: Pj Bupati Aceh Barat laporkan persoalan banjir ke pemerintah pusat
"Kami membersihkan SMPN 2 Tamiang Hulu agar seluruh fasilitas sekolah bisa digunakan dan proses belajar mengajar cepat pulih kembali," kata Nur Asman.
Juru bicara Pemkab Aceh Tamiang Agusliayana Devita menyatakan banjir dibeberapa kecamatan sudah surut. Dari 141 kampung terendam banjir kini tinggal 132 kampung, sedangkan dari 80 kampung terisolir turun tinggal 43 kampung hanya tersebar di lima kecamatan saja.
"Yang masih tinggi airnya ada di Kecamatan Banda Mulia, Bendahara dan sebagian wilayah Rantau, selebihnya di sembilan kecamatan sudah surut," kata Devita.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022