Pemerintahan ''JIHAD'' sangat konsisten dalam menjalankan program prorakyat, terutama untuk kesejahteraan masyarakat miskin dan kaum duafa. Untuk membantu kaum duafa yang tidak mampu membangun rumah, Pemerintah Aceh Barat Daya meluncurkan program pembangunan rumah bagi mereka.Pembangunan rumah duafa telah dilakukan sejak 2013 di sembilan kecamatan. Pada 2013, rumah duafa yang dibangun 142 unit, pada 2014 berjumlah 265 unit dan tahun 2015 sebanyak 171 unit. Pada 2016, akan dibangun sebanyak 126 unit.
Dana pembangunan rumah duafa bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK) dan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA). Secara bertahap, pembangunan akan dilakukan hingga 2017 sampai mencapai target seribu unit rumah tipe 36.
Salah seorang masyarakat duafa penerima bantuan tersebut, Rahmiati, bersyukur kini keluarganya dapat menempati rumah baru setelah sekian lama tinggal di rumah tak laik huni, Rusmiati dan keluarganya kini menempati rumah yang Kondisinya jauh lebih baik.
''Kepemimpinan Bupati Jufri Hasanuddin dan Wakil Bupati Erwanto selama ini telah banyak memberi perubahan di Aceh Barat Daya, khususnya bagi kami dengan program Pembangunan rumah duafa,'' ujar ibu rumah tangga dari Gampong Rubek Meupayong, Kecamatan Susoh, ini.
Bupati Aceh Barat Daya Jufri Hasanuddin mengatakan bantuan rumah duafa adalah inisiatifnya untuk memberantas kemiskinan.''Ini memang kewajiban pemerintah untuk membantu masyarakat yang membutuhkan," ujarnya saat menyerahkan 200 unit rumah kepada duafa di Kuta Murni, Kecamatan Setia, Sabtu, 2 Mei 2015.
Jufri Hasanuddin mengatakan rumah sebuah kebutuhan sangat penting untuk menjalani kehidupan.Ia berharap Dinas Sosial Aceh Barat Daya mempunyai daftar calon penerima yang tepat sasaran dan tak boleh melenceng dari kategori yang telah ditetapkan. Bila ada daftar penerima tidak cocok harus dievaluasi kembali. "Kalau penerima memiliki kebun sawit harus dicoret dari penerima dan diganti dengan orang lain,'' ujarnya.
Selain rumah duafa, Pemerintah Aceh Barat Daya juga menyalurkan dana bantuan sosial untuk kesejahteraan masyarakat miskin. Salah satunya, menggratiskan tagihan listrik kepada warga miskin dengan jumlah tagihan maksimal Rp50 ribu per bulan.
Ada juga bantuan sosial lainnya seperti santunan kematian dengan kriteria kepala keluarga umur 60 tahun ke bawah memperoleh Rp5 juta, istri umur 60 tahun ke bawah Rp4 juta, lanjut usia Rp3 juta dan untuk usia yang belum berkeluarga sebanyak Rp2,5 juta.
Pemerintah Aceh Barat Daya juga menyalurkan bantuan gizi bayi sebesar Rp1 juta per jiwa untuk seribu bayi yang lahir saban tahunnya.Selain itu, pemerintah juga menggratiskan beras keluarga miskin (raskin) kepada 12.587 rumah tangga.Raskin ditebus oleh pemerintah.
Tak hanya itu, mahasiswa berprestasi juga disediakan program beasiswa yang bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada.
Tidak berhenti sampai di situ, Pemerintah Aceh Barat Daya juga mencanangkan program strategis berupa bantuan untuk pondok pesantren.Setiap tahunnya, semua pesantren di Aceh Barat Daya berikan anggaran untuk pembangunan fasilitas demi meningkatkan mutu pendidikan.
Fasilitas yang kemudian dibangun atau diberikan oleh pemerintah, sesuai dengan permintaan pengelola pesantren yang telah didata sebelumnya oleh Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Barat Daya.Pondok pesantren yang mendapatkan bantuan pembangunan fisik dari pemerintah yaitu yang memiliki pengajian kitab kuning, memiliki jam belajar teratur dan mempunyai santri yang mondok.
Pemerintah Aceh Barat Daya juga memberangkatkan para ulama di kabupaten tersebut untuk umrah ke tanah suci Mekkah.Program ini digagas Bupati Aceh Barat Daya Jufri Hasanuddin sebagai bentuk penghargaan kepada para ulama dalam meningkatkan nilai-nilai dan pemahaman syariat.
Pada 2014, 75 ulama yang selama ini paling berperan memajukan penerapan syariat Islam di Kabupaten Aceh Barat Daya diberangkatkan ke tanah suci untuk menjalankan ibadah umrah. Program ini rencananya akan terus dilakukan setiap tahunnya.
Teungku Haji Baihaqi Daud, salah satu ulama kharismatik Aceh Barat Daya, menilai kepemimpinan Bupati Jufri Hasanuddin dan Wakil Bupati Erwanto, memperlihatkan dengan sangat nyata keberpihakan pemerintah pada sektor keagamaan. ''Berbagai fasilitas, perhatian dan pembangunan baik untuk ulama, pesantren atau dayah sangat dirasakan dan merata.Kepemimpinan yang seperti ini merupakan keinginan para ulama sejak dulu,'' ujar Teungku Baihaqi.
Hal yang paling berkesan bagi ulama, kata Teungku Baihaqi, terselenggaranya Muzakarah Tauhid Tasawuf se-Asia Tenggara, yang menghadirkan pemateri dari Turki, Malaysia, Thailand, Brunai Darussalam, Singapura, Surabaya, Jakarta, dan Aceh. Sedangkan pesertanya berasal dari berbagai negara di antaranya Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Indonesia.
Ia berharap Pemerintahan ''JIHAD'' terus mempertahankan perhatian untuk perkembangan keagamaan. ''Sehingga mampu menjadi contoh bagi kabupaten lain dalam melakukan pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan dayah.''
Sedangkan di bidang pertanian, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya melalui Dinas Pertanian dan Peternakan menyediakan 219 ton lebih benih padi unggul untuk para petani di sembilan kecamatan pada tahun anggaran 2015. Benih padi dengan varietas unggulan seperti Ciherang dan Cigeulis dibagikan kepada 378 kelompok yang beranggotakan 15.760 petani.
Pembagian benih tersebut suatu langkah tepat untuk membantu para petani dalam mendapatkan benih unggul berkualitas. Benih ini juga membantu pencapaian target produksi padi nasional pada 2015 yang ditetapkan pemerintah pusat sekitar 73,4 juta ton, target produksi padi Provinsi Aceh sekitar 2,7 juta ton dan target produksi Kabupaten Aceh Barat Daya sebesar 76.480 ton dapat tercapai sebagaimana diharapkan.
Selain benih padi, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan menyediakan 415.500 batang bibit kelapa sawit unggul. Pada 2015 disalurkan 34.500 batang bibit sawit pola perorangan dan 7.000 batang bibit sawit pola kelompok sebagai lanjutan program tahun 2014 lalu. Selain itu juga disalurkan bantuan 35.000 batang bibit kakao, 43.320 batang bibit pala, dan 28.000 batang bibit karet. (ADV)
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016