Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Harga jahe dalam sebulan terakhir menurun di sejumlah pasar tradisional di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, karena banyaknya pasokan dari sejumlah daerah pertanian di sekitar Lhokseumawe.

Harga salah satu komoditi pertanian tersebut, saat sekarang dijual oleh pedagang di pasar dengan harga Rp 10 ribu per kilogram, kata salah seorang pedagang jahe di Pasar pagi Lhokseumawe, Furqan.

Padahal, katanya, sebelumnya harga salah satu jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk obat tradisional tersebut, sekitar Rp 12 ribu per kilogram.

"Sekarang rata-rata ada panen jahe di berbagai daerah di sekitar wilayah Lhokseumawe, yaitu Aceh Utara, seperti dari Matangkuli, Nisam dan daerah lainnya. Makanya harganya juga ikut turun dari biasanya," ungkap Furqan.

Lebih lanjut dikatakan olehnya, untuk pasaran jahe saat ini, dikuasai oleh jahe lokal sendiri yang ditanami oleh petani di Aceh Utara dan sekitarnya. Jahe lokal, meski bentuknya agak lebih kecil dari jenis jahe impor, akan tetapi rasanya lebih terasa dan pedas.

Bahkan, sebelumnya pernah pasokan jahe lokal kurang, terpaksa didatangkan jahe dari luar yang bentuknya lebih besar namun kurang terasa pedas seperti jahe lokal, jelas pedagang.

Sementara itu, kebutuhan jahe di Kota Lhokseumawe, selain digunakan sebagai salah satu untuk kebutuhan bumbu masakan, juga banyak yang dimanfaatkan untuk campuran minuman kesehatan tradisional.

Salah satunya adalah minuman Bandrek yang banyak dijajakan dilokasi-lokasi kuliner lokal di Lhokseumawe, terang pedagang tersebut lagi.

Pewarta: Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016