Blangpidie (Antara Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mempergunakan dana desa untuk pengadaan benih padi unggul dan pupuk untuk kebutuhan petani pada musim tanam tahun 2016.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Abdya, Maswadi, di Blangpidie, Rabu, mengatakan, pada musim tanam padi tahun ini pihaknya hanya menyiapkan benih padi varietas unggul sebanyak 175 ton yang disalurkan secara gratis kepada petani untuk lahan sawah seluas 7.000 hektare.
Sementara kekuranganya seluas 5.000 hektare lagi akan ditampung melalui dana desa, katanya.
Ia menjelaskan, jumlah lahan persawahan produktif yang sedang digarap petani pada musim tanam tahun ini mencapai 12 ribu hektare tersebar di seluruh pedesaan pada sembilan kecamatan.
"Luas lahan sawah keseluruhan sekitar 12 ribu hektare. Sementara, benih unggul yang ada hanya cukup untuk 7.000 hektare lahan itupun sumber Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016. Jadi, sisanya seluas 5.000 hektare lagi terpaksa ditampung melalui dana desa," katanya.
Kata dia, benih padi varietas unggul sumber dana APBN tersebut pengadaannya dilakukan oleh pihak Provinsi Aceh dan begitu juga dengan benih padi sumber dana desa akan dibeli langsung oleh aparatur desa masing-masing, bukan dinas Pertanian Abdya.
"Kita dari Dinas Pertanian Kabupaten hanya memprogramkan agar program tanam serentak melalui sistem legowo dengan mengunakan varietas unggul jenis ciherang, ciegeulis dan mira bisa sukses," ujar dia.
Secara terpisah, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera (BPM PP dan KS) Kabupaten Abdya, Edy Darmawan saat ditanya membenarkan sebagian dana desa digunakan oleh aparatur desa untuk membeli benih padi dan pupuk.
"Sumber dana desa baik dari APBN maupun APB Kabupaten diperbolehkan untuk membeli benih padi dan pupuk, karena ada diatur untuk ketahanan pangan sebagaimana dalam Permendagri dan PermenDes," katanya.
Selain dari itu, lanjutnya, penggunaan dana desa tersebut juga tergantung dari hasil musyawarah warga untuk kebutuhan masing-masing desa termasuk membeli benih tanaman dan pupuk untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
"Kalau desa ingin membeli pupuk dan benih padi, itu harus dilibatkan dinas pertanian dibarengi petugas dari penyuluh, karena teknisnya mereka yang lebih mengetahui," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Abdya, Maswadi, di Blangpidie, Rabu, mengatakan, pada musim tanam padi tahun ini pihaknya hanya menyiapkan benih padi varietas unggul sebanyak 175 ton yang disalurkan secara gratis kepada petani untuk lahan sawah seluas 7.000 hektare.
Sementara kekuranganya seluas 5.000 hektare lagi akan ditampung melalui dana desa, katanya.
Ia menjelaskan, jumlah lahan persawahan produktif yang sedang digarap petani pada musim tanam tahun ini mencapai 12 ribu hektare tersebar di seluruh pedesaan pada sembilan kecamatan.
"Luas lahan sawah keseluruhan sekitar 12 ribu hektare. Sementara, benih unggul yang ada hanya cukup untuk 7.000 hektare lahan itupun sumber Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016. Jadi, sisanya seluas 5.000 hektare lagi terpaksa ditampung melalui dana desa," katanya.
Kata dia, benih padi varietas unggul sumber dana APBN tersebut pengadaannya dilakukan oleh pihak Provinsi Aceh dan begitu juga dengan benih padi sumber dana desa akan dibeli langsung oleh aparatur desa masing-masing, bukan dinas Pertanian Abdya.
"Kita dari Dinas Pertanian Kabupaten hanya memprogramkan agar program tanam serentak melalui sistem legowo dengan mengunakan varietas unggul jenis ciherang, ciegeulis dan mira bisa sukses," ujar dia.
Secara terpisah, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera (BPM PP dan KS) Kabupaten Abdya, Edy Darmawan saat ditanya membenarkan sebagian dana desa digunakan oleh aparatur desa untuk membeli benih padi dan pupuk.
"Sumber dana desa baik dari APBN maupun APB Kabupaten diperbolehkan untuk membeli benih padi dan pupuk, karena ada diatur untuk ketahanan pangan sebagaimana dalam Permendagri dan PermenDes," katanya.
Selain dari itu, lanjutnya, penggunaan dana desa tersebut juga tergantung dari hasil musyawarah warga untuk kebutuhan masing-masing desa termasuk membeli benih tanaman dan pupuk untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
"Kalau desa ingin membeli pupuk dan benih padi, itu harus dilibatkan dinas pertanian dibarengi petugas dari penyuluh, karena teknisnya mereka yang lebih mengetahui," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016