Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kota Banda Aceh akan membangun museum digital yang akan menjadi catatan perjalanan ibu kota Provinsi Aceh tersebut.

"Pemerintah kota akan membangun museum digital. Museum ini akan mendokumentasikan perjalanan sejarah Kota Banda Aceh yang kini sudah berusia delapan abad lebih," kata Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal di Banda Aceh, Selasa.

Wali Kota menyebutkan, sebagai kota tua, tentu Banda Aceh, harus memiliki tempat mendokumentasikan catatan perjalanan sejarah. Museum digital ini diharapkan mampu menjadi tempat dokumentasi tersebut.

Selain itu, sebut dia, Museum digital ini akan menjadi tempat edukasi generasi mendatang. Tujuannya, agar generasi mendatang mengetahui rekam jejak Kota Banda Aceh.

"Kami upayakan museum digital ini dari sejak berdiri Banda Aceh hingga sekarang. Kami juga akan minta izin pemerintah Inggris, Belanda, Turki, dan lainnya karena di mereka banyak menyimpan peninggalan sejarah Kota Banda Aceh," kata Hj Illiza Saaduddin Djamal.

Selain membangun museum digital, lanjut dia, pemerintah kota juga akan menata kembali jejak sejarah di Kota Banda Aceh. Di antaranya peninggalan Kesultanan Aceh dan kolonial Belanda.

"Seperti rumah yang pernah ditinggali Snouck Hurgronje dan Jenderal Kohler, dua tokoh Belanda di Aceh. Rumah ini akan ditelusuri di mana. Kalau sudah berubah fungsi, tentu akan dibuat duplikatnya di lokasi yang sama," kata dia.

Begitu juga dengan jejak-jejak sejarah lainnya, kata Wali Kota, akan ditata ulang. Termasuk kawasan kota tua di Peunayong, akan direnovasi. Dan kawasan Peunayong tersebut tidak akan diizinkan berubah fungsi.

"Kawasan bersejarah tidak akan diizinkan dibangun bangunan modern. Sudah sudah terbangun, pemerintah kota akan membuat monumennya. Upaya ini dilakukan untuk menyelamatkan catatan sejarah," kata Hj Illiza Saaduddin Djamal.


Pewarta: M Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016